Indeks Subvarian Omicron

Kemenkes belum membuka opsi untuk kembali mewajibkan penggunaan masker di ruang publik dalam menyikapi kemunculan COVID-19 Pirola di sejumlah negara.

Kemenkes mengklaim tidak ada peningkatan kasus yang signifikan berkaitan dengan subvarian Eris di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan COVID-19 subvarian Omicron EG.5.1 atau Eris sudah menyebar ke 6 provinsi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI menegaskan subvarian Omicron EG.5.1 tersebut belum mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.

Kemenkes RI memastikan varian COVID-19 Arcturus atau subvarian Omicron XBB.1.16 belum ditemukan di Indonesia.

Dinkes DKI Jakarta mencatat kenaikan kasus COVID-19, tetapi tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan di rumah sakit.

Kemenkes memastikan 58 pasien kasus positif COVID-19 subvarian Omicron CH.1.1 Orthrus bergejala ringan dan tidak dirawat di rumah sakit.

Dinkes DKI Jakarta mencatat 34 pasien COVID-19 Orthrus itu terdiri dari satu orang balita, 28 orang dewasa, dan lima orang lansia.

Pemerintah menemukan satu kasus COVID-19 subvarian Omicron XBB 1.5 atau Kraken di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Temuan sub varian Omicron yang memicu lonjakan kasus di China itu dilaporkan dari DKI Jakarta tujuh kasus, Jawa Barat satu kasus dan Bali tujuh kasus.

Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 telah menggeser posisi BA.5 di Indonesia dalam kurun waktu 10 Oktober-20 November 2022, menurut Kemenkes.

Satgas PB IDI menyebut subvarian Omicron XBC sudah terkonfirmasi di Filipina yang berdekatan dengan Indonesia.

Jika dugaan kenaikan kasus kemarin akibat XBB benar, maka subvarian Omicron ini lebih mudah menular dan mudah menghindar dari daya tahan tubuh seseorang.

Tiga kasus merupakan transmisi lokal dengan gejala ringan batuk dan pilek, sementara satu kasus sudah sembuh.

Penjelasan ahli soal XBB subvarian COVID-19 yang terdeteksi pertama kali di Singapura dan seberapa bahaya dibanding varian sebelumnya.

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyebut mobilitas masyarakat yang tinggi dari luar negeri berpotensi membawa subvarian XBB ke Indonesia.

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan subvarian Omicron BA.2.75.2 kemungkinan dapat menurunkan efikasi vaksin COVID-19.

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama menyebut subvarian Omicroan BA.4.6 lebih menular dari BA.5 dan BA.2.75.

Muhaimin Iskandar mengingatkan Kemenkes untuk siaga atas penyebaran varian Centaur & Bad Ned mengingat mobilitas masyarakat ke dan dari luar negeri tinggi.

Kementerian Kesehatan mewaspadai penularan subvarian Omicron BA.5.3.1 atau yang dijuluki Bad Ned.