Pasukan khusus Irak menyerang sebuah kompleks universitas di bagian timur laut kota Mosul pada Jumat (13/1/2-17) dan terus berhasil menang memukul mundur kelompok bersenjata ISIS di area terdekat untuk merebut dua jembatan Sungai Tigris.
Sedikitnya 100 ribu pasukan gabungan pasukan Irak, anggota pasukan keamanan Kurdi, dan kelompok milisi Syiah dikabarkan tengah bergerak untuk merebut Mosul dari ISIS, pada Kamis (29/12/2016).
Unit paramiliter Irak, Hashd Shaabi, telah membebaskan pangkalan udara strategis di dekat kota Tal Afar, sebelah barat kota Mosul Irak Utara, yang dikuasai ISIS sejak 2014 silam.
Sebuah desa di tepi timur Mosul, Gogjali, telah dicapai pasukan elit Irak. Meski akan bergerak memasuki Mosul, pasukan tersebut harus menunggu unit lain sebelum melakukan pergerakan bersama ke Mosul.
11 desa di wilayah Mosul sukses dibebaskan oleh pasukan keamanan Irak dari kendali kelompok militan ISIS pada Minggu (30/10/2016). Unit paramiliter Hashd Shaabi melanjutkan operasi yang mereka lancarkan pada Sabtu (29/10/2016) untuk maju di area luas di wilayah barat daya Mosul menuju kota Tal Afar, sekitar 70 kilometer barat Mosul.
Para ekstremis anggota kelompok ISIS dikabarkan tidak lagi menunjukkan identitas mencolok mereka dengan mencukur jenggot dan mengganti pakaian mereka. Penyamaran itu mereka lakukan setelah pasukan Irak terus mendesak mendekati kota Mosul pada Rabu (26/10).
Di saat perhatian orang tertuju pada Mosul, ISIS secara mengejutkan menggerakan sel-sel tidur mereka di kota-kota yang sudah mereka tinggalkan seperti Tikrit, Kirkuk, Ramadi, Bayji, dan Rutbah. Alhasil kepanikan pun dialami pasukan koalisi.
Meski keterlibatan Turki tak disepakati pemerintahan Irak, militer Turki tetap ikut menggempur pasukan ISIS. Ahad (23/10) lalu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengabarkan bahwa pasukannya telah menggempur ISIS di Irak Utara.
Pasukan Irak hari ini Sabtu (22/10/2016) dikabarkan telah menguasai sebuah kota berpenduduk mayoritas Kristen yang diduduki ISIS sejak 2014 silam. Operasi besar yang mendapat dukungan militer Amerika Serikat (AS) tersebut merupakan upaya membuka pintu masuk ke kota Mosul, kota besar terakhir di Irak yang masih diduduki ISIS.
Irak menyebutnya invasi. Turki berdalih tindakannya sebagai upaya menjaga diri. Banyak kepentingan terjadi di Mosul. Penguasa baru di Mosul akan menentukan langkah konflik di Timur Tengah ke depannya seperti apa.
“Cakap besar” adalah padanan yang cocok dilekatkan pada pasukan Irak. Mereka selalu sesumbar bahwa mengambil kembali kota-kota yang direbut ISIS akan berjalan mudah. Kenyataannya tentu tidak. Rencana perang jangka pendek malah berbuntut panjang. Coba saja tengok saat operasi perebutan Tikrit, Falujjah dan Ramadi, Irak sangat kewalahan. Di Mosul, hal itu akan kembali terulang.