tirto.id - Meski keterlibatannya tak disepakati pemerintahan Irak, militer Turki tetap ikut menggempur pasukan ISIS. Ahad (23/10) lalu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengabarkan bahwa pasukannya telah menggempur ISIS di Irak Utara.
Menurut Binali tindakan Turki itu atas permintaan Pemerintah Regional Kurdistan Irak.
Gempuran Turki di Irak Utara pada Ahad lalu merupakan keterlibatan langsung pertama kali pasukan darat Turki dalam operasi pimpinan Irak, kata warga lokal Yeni Safak, lapor Xinhua seperti dikutip dari Antara.
Campur tangan militer Turki menjadi topik panas antara Ankara dan Baghdad, sebab Pemerintah Irak dengan kuat menentang keikutsertaan militer Turki dalam operasi tersebut.
Turki telah mengerahkan lebih dari 600 prajurit di kamp militer itu, yang telah melatih pasukan lokal, tapi Baghdad menyatakan kehadiran mereka "tidak sah".
Namun Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Sabtu (22/10) menegaskan kembali penolakannya atas keterlibatan Turki dalam operasi yang sedang berlangsung untuk merebut Mosul dari tangan kelompok ISIS.
Abadi menegaskan bahwa keterlibatan Turki tidak diinginkan setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter, yang tiba di Baghdad pada Sabtu untuk meninjau kemajuan operasi yang sudah berlangsung enam hari itu.
"Saya tahu bahwa Turki ingin berpartisipasi... Kami mengatakan kepada mereka 'terima kasih, ini sesuatu yang akan ditangani Irak dan Irak akan membebaskan Mosul'," kata Abadi kepada AFP seperti dinukil dari Antara.
"Kami tidak ada masalah. Jika kami membutuhkan bantuan, kami akan memintanya dari Turki atau negara-negara lain di kawasan ini," katanya.
Carter mengunjungi anggota NATO Turki pada Jumat dan menyatakan dia bisa melihat peran bagi Turki dalam operasi Mosul.