Menuju konten utama

Sel-sel Tidur ISIS yang bergerak Mengancam

Di saat perhatian orang tertuju pada Mosul, ISIS secara mengejutkan menggerakan sel-sel tidur mereka di kota-kota yang sudah mereka tinggalkan seperti Tikrit, Kirkuk, Ramadi, Bayji, dan Rutbah. Alhasil kepanikan pun dialami pasukan koalisi.

Sel-sel Tidur ISIS yang bergerak Mengancam
Asap meninggi di posisi anggota militan ISIS di kota Naweran dekat Mosul, Irak, Minggu (23/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Azad Lashkari

tirto.id - Merebut kota Mosul dari tangan ISIS tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan berat dan banyak pengorbanan. Operasi pembebasan Mosul kini sudah memasuki hari keenam. Sulit mengetahui data pasti jumlah korban dari kedua belah pihak.

Klaim pasukan Irak sepekan operasi korban dari ISIS mencapai 772 orang dan Peshmerga mengklaim 273 orang. Sedang media Al-Amaq, media resmi menyebut pasukan koalisi yang mereka bunuh mencapai 454 orang.

Entah siapa yang benar karena dalam soal data korban semuanya cenderung tertutup. Saat pembebasan beberapa desa, wartawan terkadang dilarang ikut oleh pasukan Irak dan Peshmerga untuk menutupi angka pasti korban dari kedua kubu. Dalam perang pembiasan data jumlah korban memang hal lumrah.

Meski menelan banyak korban, data lapangan menunjukkan puluhan desa memang berhasil dikuasai oleh pasukan pemerintah Irak yang menyerbu dari selatan dan pasukan Peshmerga dari sisi timur. Peshmerga bahkan mengklaim posisi mereka kini hanya 5,5 mil dari Mosul setelah berhasil merebu kota Bashiqa.

Namun, di saat perhatian orang tertuju pada Mosul, ISIS secara mengejutkan menggerakan sel-sel tidur mereka di kota-kota yang sudah mereka tinggalkan seperti Tikrit, Kirkuk, Ramadi, Bayji dan Rutbah. Alhasil pasukan koalisi panik.

Serangan pertama melanda Kirkuk – sebuah kota besar di Timur Irak yang dikuasai oleh pasukan Kurdi. Jumat subuh buta (21/10/16), puluhan militan ISIS yang menyaru jadi sipil dan berkendaraan taktis masuk kota menyerbu gedung polisi, pemerintahan dan pembangkit listrik. Setidaknya 40 orang warga Mosul dinyatakan tewas, 30 di antaranya adalah anggota pasukan keamanan lokal. Di kubu ISIS setidaknya 48 milisi tewas, beberapa di antaranya mati karena aksi bom bunuh diri.

Serangan ke Kirkuk sekedar hit and run, ISIS berusaha mempertahankan wilayah yang dikuasainya itu sampai mati. Saat perang kota terjadi baku tembak berlangsung hingga 24 jam penuh. Untuk memastikan Kirkuk bersih dari milisi ISIS sepenuhnya, pembersihan dilakukan sampai tiga hari.

Menurut Michael Knights, seorang peneliti di Washington Institute, serangan ke Kirkuk ini tidak ada kaitannya dengan operasi Mosul. Ini adalah serangan matang yang sudah direncanakan selama berbulan-bulan. "Ini tidak datang sebagai kejutan bagi Kirkuk. Militan ISIS berusaha memberikan makna bahwa mereka dapat bersikap ofensif di Irak.”

Pendapat berbeda diungkapkan Kemal Kerkuki, seorang Komandan Peshmerga yang mengatakan bahwa ia percaya bahwa Isis mempertahankan sel-sel tidur di kota dan desa-desa sekitarnya Kirkuk. “Banyak [warga sipil pengungsi], saya yakin mereka bekerja dengan Isis,” katanya kepada kantor berita Kurdi, Rudaw. "Kami menangkap satu baru-baru ini dan dia mengaku sebagai bagian dari sel tidur itu,”

Pendapat sama diungkap, Gubernur Kirkuk, Najmaldin Karim yang menuding penyusup itu adalah orang desa yang mengungsi ke kota. Namun, dia mengkritisi ada kelalaian yang dilakukan pasukan keamanan di Kirkuk. “Bagaimana mungkin lebih dari 100 militan mengambil posisi srategis di gedung-gedung tinggi seluruh kota dan tidak ada yang melihat mereka datang?”

Kepala keamanan di dewan provinsi, Azad Jabari, menegaskan akan melakukan penjagaan dan pengawasan lebih ketat kepada pengungsi. “Kami akan meningkatkan pemindaian lebih lanjut di titik-titik di mana para pengungsi tiba dari daerah ISIS,” kata Jabari kepada The Guardian.

Untuk melakukan ini tentu sangat sulit karena diprediksikan memindai puluhan atau ratusan ribu pengungsi ini tidaklah mudah. Alhasil jalan pintas pun di lakukan Kurdi dengan mengorban adalah rakyat tidak bersalah. Lembaga nirlaba Mosul Eye menemukan sebuah aturan baru telah dibuat pemerintah Kurdi untuk mengusir semua pengungsi Arab dari kota Kirkuk. Ini tentu ironis.

Kejadian di Kirkuk memang buat kota-kota lainnya waspada. Dan benar saja, setelah Kirkuk, keesokan harinya penyusupan dilakukan ke kota Laylan, 20 kilometer (12 mil) tenggara dari Kirkuk. Namun gagal karena kalah jumlah. Serangan-serangan dengan skala kecil lain terjadi di luar daerah Baiji, Tikrit serta Ramadi. Senin sore, serangan dilakukan di Sinjar dan menewaskan 9 tentara Kurdi.

Infografik Sel-sel tidur ISIS

Rencana Kedua di Rutbah

Di saat aksi di kota-kota lain hanya bersifat meneror dan gagal menguasai, ISIS kejatuhan buah durian saat kemarin (23/10/16) kota Rutbah, di wilayah Anbar berhasil dikuasai. ISIS sukses memanfaatkan fokus dan perhatian militer Irak terhadap Mosul. Lokasi Rutbah terletak 700 kilometer di sebelah barat daya Mosul – kota ini berada dekat perbatasan Yordania dan Arab Saudi.

ISIS menyerang secara mendadak dan langsung menguasai pusat kota. Serangan dilakukan secara menyusup dari tiga arah di dalam kota Rutbah. Selang kemudian, serangan besar-besaran dilakukan dari lima penjuru kota. Semua benteng dan barak militer dikuasai dalam hitungan jam. Pasukan Irak dan milisi Syiah mundur ke wilayah pertahanan terakhir mereka di distrik Karablah. Kabar terbaru sore tadi menyatakan Karablah telah jatuh. Otomatis ISIS kini menguasai seluruh kota Ratbah.

Kota ini memang amatlah rentan direbut kembali oleh ISIS. Pada 14 Oktober lalu serangan gerilya dilakukan dan menewaskan 12 orang. Mobilisasi kekuatan menuju ke Rutbah memang intens dilakukan sejak September lalu.

Mobilisasi ini tentu janggal karena di saat mereka dapat tekanan oleh pasukan Irak di sekitaran Mosul, Sirqat, Hawija, dan Makhmur kenapa mereka malah mengirim banyak orang menuju Rutbah. Tentu jadi sebuah pertanyaan kenapa ISIS begitu mati-matian menginginkan kota ini. Jadi hal janggal karena Rutbah adalah kota gurun dengan penduduk yang amat jarang.

Hassan Hassan kolomnis di New York Times memaparkan analisa menarik terkait kota yang terletak di provinsi Al Furat ini. Secara lokasi, Rutbah amat begitu srategis karena jadi penghubung Baghdad menuju Aman. Wilayah Al-Furat pun jadi satu-satunya provinsi di perbatasan Irak-Suriah yang amat terpencil dan berpotensi menyembunyikan pimpinan-pimpinan ISIS.

Hassan menjelaskan para pejabat Irak sudah melihat tanda-tanda keputusan mundur ke padang gurun ketika Mosul jatuh, seperti yang dilakukan simpatisan mereka di Semenanjung Sinai Mesir dan laut pedesaan Pakistan. Alam memudahkan mereka untuk sembunyi. Tindakan gerilya serupa dilakukan para jihadis kepada Amerika Serikat pada periode 2007-2010.

Pascadirebutnya Rutbah, Rami Al Lolah seorang jurnalis menuturkan gelolak di Rutbah membuat Yordania turun tangan dan akan terlibat menggelar operasi militer di Irak demi mensterilkan perbatasan Irak dan Jordania.

Baca juga artikel terkait KONFLIK TIMUR TENGAH atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Maulida Sri Handayani