Nasi liwet memang adalah makanan sehari-hari, tapi ia juga pernah jadi bagian sakral dari satu rangkaian upacara dan ikut menyumbang ekspresi kultural Jawa dalam bidang kebahasaan.
Sudah 7 tahun Rika Melissa tinggal di Kerava, Finlandia. Melalui percakapan via surel, Rika bercerita tentang kerinduannya terhadap buka bareng keluarga, es timun serut, dan kenapa Ia tak bisa sering-sering menyantap tumis kangkung.
Dalam khazanah kuliner Aceh, asam sunti adalah bahan penting. Ada banyak masakan Aceh yang menggunakan bahan dari belimbing wuluh ini. Dan Putra Siregar selalu mengingat asam kareng buatan neneknya.
Hood Segaf mengingat masa kecil dan remajanya. Kedekatan dengan ibunya, masakan apa yang ia sajikan, hingga mengabadikan resep warisan keluarga di warungnya, Kambing Bang Hoody.
Lapo di Senayan diminta angkat kaki karena lahan mereka akan dipakai untuk proyek fasilitas Asian Games 2018. Tenggatnya akhir Februari 2016. Padahal mencari lahan baru untuk bisnis lapo agak sulit.
"Bondon" adalah cerita kehidupan malam kota Bandung. Bermula dari dunia prostitusi, "bondon" lantas menjelma ikon kuliner. Inilah sepotong sejarah perubahan sosial di Bandung.
Kepergian pemilik Gudeg Legendaris di Yogyakarta, Djuhariah atau lebih terkenal dengan panggilan Yu Djum mengejutkan penggemar gudeg, utamanya warga Yogyakarta. Di Twiiter, Bondan Winarno menulis Yu Djum adalah seorang Streetfood Warrior.
Empat presiden negeri ini pernah dilayani Sukijo. Lelaki asal Karanganyar, Jawa Tengah itu mahfum soal selera makan para mantan pemimpin negeri ini. Dari mendiang Presiden Suharto, kemudian berlanjut BJ Habibie hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pernah dilayaninya perihal santap makanan hingga jamuan kenegaraan.
Makanan sudah lama menjadi alat diplomasi. Nyaris semua bangsa punya tradisi menjamu tamu dengan pesta yang menghadirkan makanan khas mereka. Hingga sekarang, tradisi menjamu tamu masih menjadi kebiasaan negara.
Para presiden di Indonesia punya cara tersendiri buat menggabungkan antara makanan dan Istana Negara. Sukarno pernah menghadirkan minuman “Sang Sangka” di Istana Negara, sebagai simbol nasionalisme. Mendiang Presiden Abdrurrahman Wahid pun sama, dia pernah mengagulkan “Sop Ayam Sehat” dan aneka soto sebagai ikon masakan sejumlah daerah di Nusantara.
Chef sudah pasti mahir memasak. Tapi mahir memasak saja tidak cukup. Tekanan kerja, dapur yang yang panas, dan target memenuhi standar kualitas dan kuantitas membuat chef harus punya daya tahan mental. Dari panci atau pisau melayang hingga sabetan mandau menjadi pengalaman yang memperkaya hidup chef.
Persoalannya bukan hanya sodoran "maid menu" yang diskriminatif. Restoran "all you can eat" adalah bukti bahwa manusia bisa amat rakus, sekaligus tak mau rugi.