Predikat layak investasi sudah digenggam Indonesia. Bagaimana prospek perekonomian Indonesia ke depan? Apa yang harus dilakukan agar peringkat Indonesia tidak turun?
Pasar saham global terpengaruh oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Serangan siber yang melanda sejumlah belahan dunia ternyata tidak membawa kekhawatiran kepada investor.
Kuartal pertama 2017 sudah terlewati. Secara umum, emiten di Bursa Efek Indonesia membukukan kinerja yang baik. Kinerja ini membuat valuasi di BEI pun menjadi lebih tinggi. Namun demikian, para analis menuangkan beberapa catatannya mengenai kinerja emiten ini.
IHSG awal tahun 2017 dibuka dengan mengalami penurunan tipis. Meski begitu, pelemahan yang terjadi tidak banyak mengganggu optimisme investor terhadap fundamental industri pasar modal.
IHSG mencatat pertumbuhan terbaik kedua di Asia Pasifik dan kelima di dunia, di tengah ketidakpastian politik di AS dan juga belum pulihnya pertumbuhan ekonomi dunia.
IHSG BEI pada akhir tahun ini ditutup dengan mengalami penurunan tipis sebesar 5,85 poin. Hal ini disebabkan adanya aksi ambil untung pada sebagian besar saham.
Bahana Securities memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS. Kondisi itu juga mengakibatkan IHSG ikut merosot.
Pasar finansial Indonesia sempat terkena imbas dari gonjang-ganjing setelah kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS. Meski kini sudah mulai stabil, namun diperkirakan dalam jangka pendek perekonomian Indonesia masih terus mewaspadai dampak kemenangan Trump.
Rupiah dan IHSG melemah merespons pilpres AS yang untuk sementara dimenangkan oleh Donald Trump. Meski demikian, BI melihat pergerakan rupiah masih relatif terjaga.
IHSG ditutup menguat dengan angka naik 33,1 poin atau 0,62 persen ke level 5.362,6 dengan transaksi sebesar Rp5,17 triliun dari 6,29 miliar lembar saham diperdagangkan.
IHSG ditutup melemah 1,66 persen atau 89,16 poin ke level 5.281,92 dan dari 535 saham yang diperdagangkan, sebanyak 233 saham melemah, 73 saham menguat dan 229 saham stagnan.
IHSG ditutup melemah 68,07 poin atau turun 1,25 persen ke level 5.370,76 sebagai imbas dari isu rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga sehingga diperkirakan akan berdampak negatif ke dunia pasar modal Indonesia.
Perdagangan IHSG pada Selasa ini ditutup melemah 10,03 poin atau 0,18 persen menjadi 5.417,14, sementara itu sejumlah saham perusahan rokok juga melemah diperkirakan sebagai respon atas isu kenaikan harga rokok.
Pembukaan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin mencatatkan peningkatan sejumlah 9,86 poin. Peningkatan ini dipicu oleh sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.