Menuju konten utama

Rupiah dan IHSG Melemah Merespons Hasil Pilpres AS

Rupiah dan IHSG melemah merespons pilpres AS yang untuk sementara dimenangkan oleh Donald Trump. Meski demikian, BI melihat pergerakan rupiah masih relatif terjaga.

Rupiah dan IHSG Melemah Merespons Hasil Pilpres AS
Seorang karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/11). IHSG ditutup melemah 1,03 persen atau 56,36 poin ke posisi 5.414,03 setelah bergerak pada kisaran level 5.345,13 – 5.491,70. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Hasil pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat turut berdampak pada pasar finansial Indonesia. Nilai tukar rupiah melemah, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas lebih dari 2 persen.

Pada perdagangan Rabu (9/11/2016) sesi I, IHSG tercatat turun hingga 112,484 poin (2,056%) ke level 5.358,197.

Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 44 poin menjadi Rp13.126, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.082 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa mata uang rupiah tertekan di awal sesi perdagangan terhadap dolar AS seiring dengan penantian pasar pada hasil pemilu Amerika Serikat.

"Pelaku pasar uang mulai megalihkan perhatiannya ke sentimen eksternal setelah sebelumnya cukup merespons positif data ekonomi domestik," katanya, seperti dilansir dari Antara.

Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan juga turut menekan laju mata uang komoditas, termasuk rupiah.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa perolehan dukungan suara yang ketat antara kandidat presiden Partai Demokrat, dan kandidat presiden Partai Republik mendorong pelaku pasar mengamankan sebagian asetnya untuk keluar dari pasar mata uang berisiko.

"Kondisi itu membuat dolar AS masih berada dalam arus penguatan," katanya.

Terkait pelemahan nilai tukar rupiah ini, Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa dampak dari pilpres AS relatif terjaga. Tidak hanya Indonesia, pasar keuangan global kini juga sedang merespons hasil dari Pilpres AS.

"Secara keseluruhan memang berdampak pada pasar keuangan global, tetapi dampaknya terhadap Indonesia relatif terjaga. Pasar keuangan kita, khususnya pasar valuta asing relatif stabil," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu.

Meski kurs rupiah sempat melemah saat muncul skandal surat elektronik pribadi Hillary Clinton, namun rupiah kembali menguat setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyampaikan pernyataan bahwa tidak ada tuntutan pidana yang dapat dikenakan kepada calon presiden dari Demokrat itu.

Situasi serupa, menurut Perry, juga mungkin terjadi setelah Presiden AS terpilih, entah itu Clinton atau Trump.

"Ini suatu dinamika yang biasa dalam nilai tukar mata uang. Dalam jangka pendek, nilai tukar selalu merespons perkembangan berita maka akan naik atau turun. Tetapi secara keseluruhan pada akhirnya nilai tukar akan bergerak sesuai fundamentalnya," kata Perry.

Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan turunnya inflasi, akan menstabilkan kembali nilai tukar rupiah.

BI terus memantau perkembangan pasar global dan jika terjadi volatilitas atau fluktuasi tinggi, bank sentral akan berupaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental makro Tanah Air.

"Sejauh ini sebenarnya pasar sudah bisa menyesuaikan keseimbangan. Kami lihat ada fluktuasi tetapi saya kira ini jangka pendek," kata Perry.

Menurut Perry, Indonesia memiliki cadangan devisa besar yang tidak hanya cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah tetapi juga mengantisipasi berbagai risiko antara lain pembalikan modal asing (capital reversal).

"Cadangan devisa kita lebih dari cukup dengan 115 miliar dolar AS atau 8,5 persen dari impor dan pembayaran utang luar negeri. Itu jauh mencukupi," ujarnya.

Hingga pukul 10.30 WIB, calon presiden AS Donald Trump dari Partai Republik mendominasi Pemilu 2016 dan memimpin baik dalam perolehan suara elektoral untuk pemilihan presiden maupun jumlah kursi untuk kongres.

Baca juga artikel terkait PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Bisnis
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti