Menuju konten utama

Serangan Virus Tertutup Sentimen Minyak

Pasar saham global terpengaruh oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Serangan siber yang melanda sejumlah belahan dunia ternyata tidak membawa kekhawatiran kepada investor.

Serangan Virus Tertutup Sentimen Minyak
Ilustrasi Wall Street. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Kenaikan harga minyak dan janji produser minyak Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga 2018 menjadi faktor penting pergerakan di pasar saham. Saham terkait komoditas pun menguat. Saham-saham terkait dengan keamanan siber juga menguat. Peretas berhasil mengunci ratusan ribu komputer di 150 negara sepanjang akhir pekan lalu.

Para menteri energi dari kedua negara penghasil minyak itu mengatakan, pemangkasan produksi yang akan berakhir pada bulan depan, akan dilanjutkan hingga Maret, lebih panjang dibandingkan dengan rencana dalam kesepakatan yang hanya memberikan perpanjangan selama 6 bulan. Menteri Energi Rusia Alexander Novakk dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengumumkan hal tersebut di sela-sela pertemuan G20 di Beijing Senin (15/5) kemarin.

"Keputusan ini lebih berani dibandingkan dengan OPEC," kata Michael O’Rourke Chief Market Strategist pada Jones Trading di Greenwich, Connecticut seperti dikutip Reuters.

OPEC akan bertemu di Wina pada 25 Mei mendatang untuk mempertimbangkan mengenai rencana perpanjangan tersebut. Minyak mentah AS naik 1,96% menjadi 48,78 dolar AS per barrel. Sementara minyak mentah jenis Brent naik 1,8% menjadi 51,76 dolar AS per barel.

Para analis berpendapat, kesepakatan antara Arab Saudi dengan Rusia ini juga menunjukkan semakin eratnya kerja sama kedua negara produsen minyak itu. Menteri perminyakan kedua negara mengatakan akan berkonsultasi dengan negara lain mengenai kesepakatan untuk memperpanjang angka produksi saat ini baik dengan negara anggota OPEC maupun negara non OPEC.

"Bagi Saudi, juga bagi para eksportir lainnya, harga rendah dapat menciptakan berbagai macam tekanan. Mereka benar-benar ingin mengatasi masalah ini," kata Daniel Yergin, Vice Chairman pada HIS Markit seperti dikutip CNBC.

"Bagi Rusia, mereka menyaksikan dana kekayaan mereka terus melorot dan pendapatan dari minyak merupakan bagian besar dalam anggaran pemerintah," lanjut Yergin.

Perpanjangan kesepakatan tentang produksi ini juga diumumkan beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump berkunjung ke Arab Saudi, merupakan lawatan pertamanya ke luar negeri, termasuk ke Israel dan Roma.

Arab Saudi perlu harga minyak yang tinggi untuk membantu mereka merealisasikan Vision 2030, rencana besar untuk mendiversifikasi perekonomiannya agar tidak hanya bergantung saja dari minyak. Salah satu hal penting dari rencana itu adalah penjualan saham perdana perusahaan minyak negara Aramco. Para analis memperkirakan, rencana itu akan semakin baik jika dilakukan dengan harga minyak tinggi.

Bagi Rusia, jelas harga minyak tinggi akan membantu perekonomiannya. Tahun ini merupakan tahun pertama Rusia terlepas dari resesi.

Edward Morse, Global Head of Commodities Research pada Citigroup mengatakan keyakinannya bahwa ada peluang 60-70 persen kesepakatan itu akan disertai dengan pemangkasan produksi lebih banyak lagi dari 1,8 juta barrel seperti yang telah disepakati tahun lalu. Dia memperkirakan pasar minyak akan mencapai keseimbangan baru dan minyak mentah West Texas Intermediate akan dapat naik hingga 62 dolar AS per barrel pada akhir tahun ini.

Infografik Minyak vs Virus di Pasar Saham

Serangan Siber

Berita-berita dari sektor energi menutupi kekhawatiran mengenai kesuksesan uji coba nuklir di Korea Utara juga serangan global siber.

Serangan global “ransomware” mengganggu pabrik, rumah sakit, toko dan sekolah, juga memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli saham-saham yang memetik keuntungan dari kenaikan belanja keamanan siber yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun badan pemerintah.

Misalnya saja, exchange traded fund (ETF/reksa dana yang diperjualbelikan di bursa) dari saham pengaman siber dari berbagai bursa, dengan kode HACK.K mencapai harga tertinggi dalam dua tahun belakangan. Harga ETF ini ditutup naik 3,2% menjadi 30,69 dolar AS.

Di London, saham firma jejaring komputasi awan Sophos (SOPH.L) naik lebih dari 7 persen, juga perusahaan keamanan siber NCC Group (NCCG.L) yang sahamnya naik 2,7%.

Saham lain seperti Cisco Systems Inc (SCCO.O) juga naik dan mendorong indeks S&P mencapai rekor harian.

Pada perdagangan Selasa (16/5/2017), indeks Dow Jones naik 85,33 poin atau 0,41% menjadi 20.981. Sementara indeks S&P naik 11,4 poin atau 0,48% menjadi 2.402 dan indeks Nasdaq naik 28 poin atau 0,46% menjadi 6.149.

Di dalam negeri, indeks kembali dibuka naik 0,02% pada menit pertama pembukaan perdagangan Selasa (16/5). Investor asing masih terus membanjiri pasar saham. Tercatat, sejak awal tahun dana asing yang masuk sudah mencapai Rp 28 triliun. Padahal, pada tahun lalu dana asing hanya masuk sekitar Rp 16,5 triliun saja.

“Aksi beli menjelang penutupan pasar kemarin membuat IHSG menguat 0,2%, tetapi disertai penjualan netto asing sebesar Rp 741 miliar. Hari ini saya perkirakan indeks menguat terbatas seiring dengan naiknya Dow Jones,” kata analis MNC Securities Edwin Sebayang.

Sayangnya, IHSG tidak bertahan lama menguat, setelah bergerak sangat fluktuatif, akhirnya ditutup melemah 41,871 poin (0,736%) ke level 5.646,999. Para investor domestik lebih banyak melepaskan saham. Investor domestik menjual saham senilai Rp 4,19 triliun sementara nilai pembelian Rp 3,76 triliun. Sementara investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp 438,3 miliar di semua pasar.

Baca juga artikel terkait SERANGAN SIBER atau tulisan lainnya dari Yan Chandra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yan Chandra
Penulis: Yan Chandra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti