Indeks Dunia Kerja

Sebuah studi menunjukkan banyak pemberi kerja yang enggan merekrut Gen Z karena meminta kompensasi tinggi dan kurang paham etika kerja.

Siap-siap, pengalaman yang sama dan intensitas tinggi bisa menumbuhkan bibit-bibit cinta dengan teman kerja!

Dari 192 orang lulusan yang diwisuda pada periode ini, sebanyak 75,5 persen sudah terserap di industri, baik pemerintahan maupun swasta.

Profil dunia kerja salah satunya adalah dunia kerja di bidang manajemen perkantoran dan layanan bisnis.

Dalam dunia kerja ada istilah ageisme, yakni prasangka, stereotipe, atau diskriminasi terhadap kelompok usia tertentu, bisa pekerja usia tua atau usia muda.

Tren bekerja secukupnya sebagai cara melindungi kesehatan mental dan fisik di kantor. Namun, tak bisa diterapkan di semua sektor.

Meski melahirkan semangat kerja, realitanya passion juga berkaitan dengan privilese, kenikmatan mengelola hobi, hingga risiko jenuh dan overwork.

Di balik upaya pemberdayaan perempuan Jepang, mereka masih jadi kelompok rentan di dunia kerja yang disorot dengan komentar & ejekan seksis.

Mengetahui ragam profesi yang cocok dengan beberapa tipe kepribadian manusia. 

Perusahaan mengadakan kelas meditasi agar tidak perlu repot-repot mengubah sistem yang kurang efektif bagi karyawan.

Kafe Sunyi adalah salah satu kafe di Jakarta yang mengusung kesetaraan bagi kaum difabel.

Lingkungan kerah putih dianggap dunia apolitis yang penuh keadilan dan kesempatan yang sama bagi tiap-tiap anggotanya. Mitos itu harus dipatahkan.

Lampiran dokumen saat melamar kerja, sebaiknya disertai surat lamaran kerja yang baik.

Bekerja tanpa kantor kini tengah menjadi semangat zaman. Apakah ke depannya perkantoran sudah tidak lagi diperlukan?

Problem umum satpam: upah rendah, jam kerja panjang, tak ada jaminan kesehatan dan hak cuti.

Karyawan yang kerap menerima sikap kasar di kantor cenderung memiliki performa kerja lebih buruk.

Mulai dari membeli surat dokter palsu hingga memindai surat sakit dilakukan demi mendapat izin libur.

Rendahnya partisipasi ekonomi perempuan terjadi karena perusahaan tidak menyediakan fasilitas yang mendukung perempuan untuk berkembang.

Penelitian di AS menunjukkan bahwa masih banyak pemuda milenial yang mengidamkan istrinya kelak menjadi ibu rumah tangga.

Pihak perusahaan tidak boleh diam melihat situasi yang potensial mendatangkan kerugian bagi mereka.