tirto.id - Puluhan ribu warga Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengungsi setelah tanggul Sungai Wulan kembali jebol menyusul meningkatnya debit air sungai tersebut pada Minggu (16/3/2024) dini hari.
Tumini, warga Desa Ketanjung di Demak, mengakui harus mengungsi kembali, karena pada pukul 02.00 WIB diinformasikan untuk mengungsi, setelah tersiar informasi tanggul Sungai Wulan kembali jebol.
Hanya saja, kata dia, pihaknya belum mengetahui harus mengungsi ke mana, karena belum ada instruksi yang jelas terkait f asilitas pengungsian yang bisa didatangi warga.
Banjir sebelumnya, kata dia, pihaknya bersama keluarga mengungsi ke Balai Desa Ketanjung yang lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Kudus.
Hanya saja, kata dia, saat ini akses menuju Kudus juga tergenang banjir, sehingga menunggu informasi lebih lanjut.
Kemudian, Heni, warga Desa Karanganyar yang rumahnya juga tergenang karena jebolnya tanggul Sungai Wulan kembali mengungsi setelah tanggal 8 Februari 2024 juga jebol dan mengungsi.
Hanya saja, kata dia, hingga pukul 10.00 WIB belum mendapatkan informasi harus mengungsi ke mana.
"Sebelumnya, kami sekeluarga mengungsi di DPRD Kabupaten Kudus. Hanya saja, saat ini warga Kudus juga ada yang mengungsi di tempat yang sama," ujarnya.
Ia berharap segera ada tempat mengungsi, karena dirinya saat ini hanya menunggu di Jembatan Tanggulangin di perbatasan antara Demak dengan Kudus.
Sri, warga lainnya, mengakui terpaksa mengungsi di truk miliknya, karena tempat pengungsian yang disediakan tidak bisa dijangkau karena jalannya tergenang banjir.
Danramil 08/Karanganyar Kapten Cba Haryono mengungkapkan bahwa jebolnya tanggul Sungai Wulan diperkirakan bisa mengakibatkan 10 desa terdampak.
Untuk jumlah warga yang terdampak, kata dia, berkisar puluhan ribu jiwa, sedangkan yang paling dekat dengan tanggul Sungai Wulan seperti Desa Ketanjung sekitar 1.200 jiwa dan Desa Karanganyar sekitar 8.000-an jiwa.
Tempat pengungsian, kata dia, sementara belum ada, tetapi dari Desa Ketanjung menyediakan di Balai Desa Kedungwaru Lor dan Balai Desa Ketanjung, tetapi aksesnya tergenang air semua.
Akhirnya, kata dia, sementara ini mereka bertahan di tanggul Sungai Wulan dan di bawah Jembatan Tanggulangin.