tirto.id - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyebut anggaran subsidi energi tahun 2022 membengkak akibat konflik geopolitik.
"DPR RI juga memberikan dukungan kebijakan fiskal antisipatif pada APBN 2022, dalam menghadapi dampak konflik geopolitik, yang mengakibatkan kebutuhan anggaran subsidi energi bertambah signifikan," kata Puan dalam pidatonya di rapat paripurna DPR, Selasa, 6 Agustus 2022.
Selain itu, Puan menyebut bahwa pemerintah juga menggelontorkan dana untuk menangani pandemi. Akibatnya, kata Puan, pemulihan ekonomi telah mulai dirasakan oleh masyarakat saat ini.
"Pada tahun anggaran 2022, DPR RI memberikan dukungan kepada pemerintah untuk melanjutkan penanganan pandemi di bidang kesehatan, pemulihan sosial dan ekonomi. Hasilnya telah kita rasakan, melalui dukungan persetujuan anggaran dalam penghadapi pandemi dan pemulihan ekonomi oleh DPR RI, pemerintah memiliki kecukupan anggaran sehingga sukses menaklukkan pandemi dengan cepat, sejalan dengan pemulihan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022) pukul 13.30 WIB.
Sejumlah BBM yang dinyatakan naik yakni Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Lalu Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
"Ini berlaku satu jam saat diumumkan penyesuaian dan akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," kata Arifin saat jumpa pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengungkapkan alasan kenaikan harga BBM karena meningkatnya harga minyak dunia sehingga subsidi yang harus ditanggung pemerintah ikut naik dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky