tirto.id - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan pemilu yang berkualitas membutuhkan partai politik yang memegang teguh kepentingan rakyat dan mengawal ideologi bangsa serta memperkokoh persatuan bangsa.
Ia menambahkan juga pemilu yang berkualitas akan menentukan demokrasi ke depan. Hal itu disampaikan Puan saat rapat paripurna DPR RI ke-8 Masa Persidangan II, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).
"Kualitas pemilu akan menentukan, kualitas demokrasi dan selanjutnya akan menentukan kualitas pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam mengurus negara dan bangsa," kata Puan dalam sambutannya.
Saat ini, tahapan pemilu 2024 telah dan sedang berlangsung. Puan mengatakan pemilu merupakan amanat konstitusi. Dia menyebut UUD 1945 Negara Republik Indonesia mengamanatkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat.
Dia mengatakan hal itu menjadi landasan utama negara Indonesia sebagai negara demokratis.
"Kedaulatan rakyat tersebut diselenggarakan melalui cabang-cabang kekuasaan negara di mana DPR RI sebagai lembaga legislatif, presiden sebagai lembaga eksekutif, MA beserta MK sebagai lembaga yudikatif dapat saling mengontrol dan terjadi keseimbangan kekuasaan antar lembaga-lembaga tersebut," ucap Puan.
Di sisi lain, Puan mengatakan dalam lembaga demokrasi, kekuasaan selalu dibatasi dan tak terbatas. Puan mengatakan konstitusi telah memberikan jaminan untuk menyempurnakan demokrasi melalui pelaksanaan pemilu secara periodik.
"Pemilu merupakan alat dalam menyempurnakan penyelenggaraan demokrasi. Melalui pemilu rakyat dapat menilai mengevaluasi memperbaharui atau tidak melanjutkan mandat kepada presiden RI, DPR RI dan DPD RI," tutur Puan Maharani.
Rapat paripurna digelar di Gedung Nusantara II MPR/DPR/DPD RI dipimpin oleh Puan Maharani. Hadir pula pimpinan lain, yakni Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk Paulus, dan Rachmat Gobel.
Dalam rapat paripurna tersebut, sebanyak sebanyak 154 anggota hadir fisik, izin sebanyak 140 anggota. Dengan begitu, total 294 dari 575 anggota DPR terlibat dalam rapat paripurna ini.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Reja Hidayat