tirto.id - Memasuki masa new normal karena Covid-19 seperti sekarang ini, banyak hotel, restoran, dan tempat wisata yang mulai menerima tamu, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Bahkan, banyak Negara yang melarang wisatawan untuk masuk. Selain itu, pemerintah juga menetapkan kebijakan agar tempat wisata tidak membuat kerumunan.
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah juga berimbas pada tutupnya hotel dan restoran, hingga menurunnya tingkat okupansi atau keterisian. Namun, akhir-akhir ini pariwisata Indonesia sudah mulai berangsur membaik.
Untuk menyambut masa kenormalan baru ini, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa bergerak lincah untuk meningkatkan kembali citra pariwisata Indonesia.
SDM tersebut nantinya bukan hanya dibutuhkan untuk periode ini, namun juga diproyeksikan memajukan pariwisata untuk jangka panjang.
Menyambut peluang tersebut, Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) siap berkontribusi untuk menghasilkan lulusan pariwisata terbaik.
Saat ini, ada enam PTNP terbaik yang dinaungi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yakni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Polteknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, Poltekpar Makassar, Poltekpar Medan, Poltekpar Palembang, dan Poltekpar Lombok.
Masing-masing PTNP tersebut menawarkan beragama keunggulan. Bahkan, ada yang menerapkan pola pembelajaran berstandar internasional.
Semuanya demi menyiapkan lulusan yang siap kerja. Menyiapkan lulusan siap kerja bisa dilihat dari kewajiban peserta didik untuk melalukan praktik kerja oleh masing-masing PTNP.
Hal ini sangat berguna agar para peserta didik yang sudah lulus sudah mendapatkan relasi kerja.
Poltekpar Palembang misalnya, kampus tersebut memiliki tujuan menyiapkan lulusan yang siap kerja.
Hal ini bisa dilihat dari kewajiban mahasiswa Poltekpar Palembang untuk memiliki pengalaman bekerja di industri selama satu semester layaknya pekerja di industri pariwisata.
Sesuai arahan direktur, yaitu 70:30 untuk melakukan pelatihan. 70 persen untuk dalam negeri, dan 30 persen luar negeri.
Rasio lebih besar dalam negeri karena mahasiswa Poltekpar Palembang ini harus membangun sektor pariwisata dalam negeri sebagai prioritas. Selebihnya, mereka baru mencari ilmu di luar negeri untuk diaplikasikan di dalam negeri.
Selain itu, kerja sama dengan perhotelan luar negeri, maupun dengan perhotelan dalam negeri menjadi daya tarik yang ditawarkan oleh masing-masing PTNP.
Sebagai contoh, Poltekpar Makassar menjalin kerja sama dengan PHRI, ASIT, MTTP Ausaid (Australia), Joji Ilagan Foundation (Filipina), MNA Consultant PT Ltd (Singapore), JICA (Jepang), KOICA (Korea), Bali Recruitment Service (BRS), PT Magsay Say (Jakarta), dan ACCOR Hotel (Malaysia).
Selain itu, masing-masing PTNP menawarkan fasilitas lengkap untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar, seperti ruang perkuliahan, perpustakaan, hotel praktek (hotel Tambora), bar & restoran, dapur dan lain sebagainya.
Kemenparekraf membuka pendaftaran melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (SBMPTNP), dengan harapan bisa menjangkau peserta didik dari berbagai wilayah Indonesia. SPMPTNP juga memberikan kesempatan merata kepada seluruh peserta didik.