tirto.id - Dalam rangka merayakan pekan kesadaran antibiotik sedunia 2019, Provinsi Lampung memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) di bidang kesehatan pangan.
Sebagai salah satu sentra produsen telur, para peternak Lampung berkomitmen menghentikan penggunaan antibiotik pada unggas mereka. Hari ini, Lampung berhasil mengukir prestasi sebagai Pemerintah Provinsi yang Memperoleh Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Budidaya Unggas Petelur Terbanyak dalam Satu Tahun.
Sertifikat tersebut merupakan bukti bahwa bahan pangan hewani telah memenuhi standar pangan nasional, termasuk tidak menggunakan antibiotik sebagai pencegah penyakit atau promotor pertumbuhan.
"Provinsi Lampung sangat berkomitmen membina dan mengawasi peredaran serta penggunaan obat hewan pada ternak melalui NKV pada unit usaha peternakan," kata Gubernur Lampung Arinal Djuanidi dalam rilis yang diterima Tirto.
Arinal mengatakan, dengan memperoleh NKV, para peternak lokal bisa memperluas distribusi telur mereka ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan ekspor ke luar negeri. Produk hewani yang telah mendapatkan NKV sebagai nomor registrasi unit usaha produk hewan artinya terjamin kebersihan, sanitasi, dan keamanan pangannya.
"Dalam waktu 10 bulan terdapat 14 peternak Lampung yang dapat NKV," Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Lampung, Jenni Soelistiani.
Jika dibandingkan dengan Blitar misalnya, dengan jumlah peternak 5000 orang, Blitar hanya bisa mendapat 3 sertifikat NKV. Sementara Lampung hanya memiliki seribu peternak. Bahkan sejak Peraturan Menteri Pertanian No. 381 Tahun 2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner ditetapkan, hingga tahun 2015 kemarin, kurang dari 50 sertifikasi NKV di budidaya peternakan dikeluarkan.
Artinya, jika dirata-rata per tahun pemerintah hanya mengeluarkan 10 sertifikat untuk peternak layer yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah peternak layer di Lampung tersebar di 8 Kabupaten. Populasi terbanyak di Lampung Selatan dan Lampung Timur, dengan populasi ayam 4 juta ekor, dan produksi telur 200 ton perhari.
“Sebanyak 20 persen dari produksi tersebut dipasarkan ke Jakarta,” katanya.
Seremoni MURI sekaligus kampanye bijak cerdas menggunakan antibiotik ini dilaksanakan di Lapangan KORPRI, Bandar Lampung. Kampanye ini merupakan puncak perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 di Indonesia.
Di sektor peternakan, AMR tidak hanya mengancam keberlangsungan kemampuan dalam mengendalikan penyakit infeksi pada ternak. Tapi juga mengancam keberlangsungan ketahanan pangan terutama keberlangsungan produktivitas sektor peternakan dalam menyediakan sumber pangan hewani bagi masyarakat.
“Di Indonesia sebanyak 30 persen pemilik sertifikat NKV adalah Budidaya Unggas Petelur di Provinsi Lampung,” jelas Jenni.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Widia Primastika