tirto.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise masih mengkaji alasan artis berinisial VA bisa sampai terjerat dalam prostitusi online. Ia juga belum bisa memastikan apakah hal itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi. Sebab, kata Yohana, VA bukan berasal dari keluarga yang kurang mampu.
"Kami sudah suruh kementerian mengkaji alasannya kenapa mereka sampai melakukan itu," ujarnya ketika menghadiri diskusi “Perang Terhadap Prostitusi Online dan Kejahatan pada Perempuan" di Jakarta Timur, Kamis (24/1/2019) siang.
Yohana menyampaikan, seharusnya motif ekonomi tidak menjadi alasan perempuan untuk terjerumus ke lingkaran prostitusi. "Saya pernah katakan burung di udara saja bisa tetap hidup. Apalagi perempuan. Apalagi manusia. Jangan sampai menjadikan ekonomi sebagai alasan," ujarnya lagi.
Yohana bahkan menawarkan kepada para perempuan agar mendatangi kantornya apabila mereka kesulitan mencari pekerjaan. Tujuannya, kata dia, agar bisa mendapat arahan dari kementeriannya.
"Masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Kementerian-kementerian ada, kalau butuh pekerjaan datang nanti kami data dan kami koordinasikan ke Kemensos. Kita bisa lakukan sesuatu. [Ekonomi jadi alasan] Itu cara yang tidak terpuji dan bisa merusak harkat martabat perempuan," paparnya.
Sebelumnya, Polda Jatim mengungkap kasus prostitusi daring yang melibatkan dua artis ibu kota berinisial VA dan AS pada Sabtu (5/1/2019) siang pukul 12.30 WIB.
Keduanya akan diperiksa hingga Minggu (6/1/2019) pagi. Kedua artis itu diduga dibayar Rp80 Juta dan Rp25 juta untuk sekali kencan.
Selain itu, polisi menangkap satu orang perempuan yang diduga mucikari dua artis berinisial VA dan AS dalam kasus prosititusi daring di Surabaya.
Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jawa Timur (Jatim) AKBP Harissandi mengatakan, tertangkapnya satu mucikari tersebut menambah daftar orang yang sedang diperiksa di Mapolda Jatim terkait kasus prostitusi itu. Total saat ini, ada enam orang yang menjalani pemeriksaan.
Keenam orang tersebut, yakni dua orang artis, dua orang manajemen serta dua orang lainnya yang berperan sebagai mucikari.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto