tirto.id - PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah menghabiskan dana sebesar Rp12 triliun dari total Rp27 triliun untuk membangun proyek kereta ringan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang beroperasi di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto menyampaikan, sebesar Rp6,3 triliun di antaranya merupakan dana yang disetorkan oleh PT Kereta Api Indonesia.
"Total belanja kami sudah sampai Rp12 triliun. Dari Pak John Roberto (PT KAI) ada Rp6,3 triliun," ujarnya usai diskusi di Hotel Grandhika, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
Saat ini, Adhi Karya juga masih menunggu pembayaran atas hasil pekerjaan LRT Jabodebek dari PT KAI sebesar Rp3 triliun. Pembayaran tersebut diharapkan bisa diterima Adhi Karya bulan depan setelah ada audit dari BPKP.
"Sekarang segera diproses di BPKP mudah-mudahan tidak terlalu lama. Kami harapkan awal Maret sudah berjalan Rp3 triliun," tutur Budi.
Dari angka tersebut, progres keseluruhan pembangunan LRT telah mencapai angka 58 persen.
Direktur Operasional II PT ADHI Karya Pundjung Setya Brata memaparkan, untuk rute Cawang-Cibubur, papar Punjung, pembangunannya sudah mencapai 78 persen.
Selanjutnya, untuk rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, mencapai 46 persen sementara Cawang-Bekasi Timur 52 persen dengan total panjang proyek 44 kilometer.
"Mudah-mudahan Maret selesai, April konstruksi di depo ini 10 hektare. [Sebanyak] 5 hektare lahan negara ditempati masyarakat dan 5 hektare milik publik," jelas dia.
Sementara masalah dalam pembebasan lahan, kata Punjung, salah satunya terjadi di lokasi pembangunan Depo LRT di Depok.
Ia berharap, pembebasan lahan yang disiapkan untuk pembangunan sejumlah depo, termasuk di wilayah Dukuh Atas, bisa diselesaikan pada Maret 2019 mendatang.
"Sehingga bulan Juli 2020 diharapkan kita sudah bisa Test GOA-0. Jadi (test) ini masih menggunakan masinis di Juli 2020," kata dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali