tirto.id - Tarif kereta ringan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek telah ditetapkan sebesar Rp12.000 untuk satu kali perjalanan.
Kepala Divisi LRT Jabodebek, John Roberto, menyampaikan, angka tersebut didasarkan pada pertimbangan kesediaan masyarakat mengeluarkan ongkos transportasi massal baru yang akan rencananya dioperasikan April mendatang tersebut.
"Jadi kalau dari hitung-hitungan kita tarif keekonomian itu kan Rp30 ribu. Willingness masyarakat itu Rp12 ribu. Sehingga ditawar lah 12 ribu. Flat. Jadi sekali jalan," ujarnya usai diskusi di hotel Grandikha, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
Nantinya, kata John, tiap stasiun LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan halte Transjakarta. Namun demikian, ia bilang, penumpang LRT harus membayar lagi jika ingin meneruskan perjalanan menggunakan Transjakarta.
Kecuali, kata dia, untuk beberapa bus feeder yang disediakan secara gratis. "Kan ada feeder yang nantinya akan mengantar ke stasiun. Nah, kami sudah koordinasi dengan Transjakarta, nanti akan terintegrasi," ucapnya.
Selain itu, rencananya LRT Jabodetabek juga akan terintegrasi dengan kereta commuter line Jabodebek. Sehingga, jika penumpang menuju wilayah-wilayah yang tak dilewati commuter line seperti Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, mereka bisa memanfaatkan layanan LRT Jabodebek.
"Integrasi tiketnya, KRL dengan LRT sangat bisa karena kita sudah bicarakan ke KCI. Itu pasti harus kita lakukan. MRT bisa kita bicara dan memungkinkan," imbuhnya.
Rencana lainnya adalah mengintegrasikan LRT Jabodebek dengan LRT Jakarta yang ada di Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur. Namun, rencana tersebut ada dalam proyeksi jangka panjang dengan mempertimbangkan rencana perpanjangan jalur LRT Jakarta serta teknologi yang akan digunakan.
"Kami sih membuka pintu untuk itu. Kalau dengan dengan commuter line sudah pasti bisa. Ini kan masih ada setahun lebih untuk melihat perkembangannya kalau LRT Jakarta itu kan mau kita jadikan satu," tuturnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri