Menuju konten utama

Profil Willy Aditya: Politikus Nasdem & Rekam Jejak di Politik

Profil politikus Nasdem Willy Aditya, kiprah dan rekam jejaknya di dunia politik.

Profil Willy Aditya: Politikus Nasdem & Rekam Jejak di Politik
Willy Aditya. tirto.id/Andhika Krisnuwardhana

tirto.id - Willy Aditya adalah Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang pernyataannya kerap disoroti karena mengungkap arah Nasdem dalam Pemilu 2024.

Seperti pada pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh pasca reshuffle kabinet Senin sore (17/6/2023) lalu, muncul berbagai persepsi di media.

Apalagi setelah isu keretakan hubungan antara Jokowi dan Surya Paloh setelah NasDem mencalonkan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Ada yang mengatakan pertemuan itu di Istana Negara itu sekadar silaturahmi. Sebaliknya, muncul pula dugaan semua itu dilakukan demi elektabilitas.

Willy sendiri justru mengungkap, pertemuan dua tokoh penting ini berlangsung akrab layaknya abang dan adik, dengan hubungan yang sangat dalam.

Suhu politik belakangan ini memang memanas. Jokowi dan Surya Paloh mendukung calon presiden yang berbeda, sehingga hubungan Nasdem dengan Jokowi beserta partai-partai pendukung sedang tidak harmoni.

Hanya saja menurut Willy, terjadinya pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh tersebut menunjukkan: walaupun terjadi perbedaan pada Pilpres 2024, tapi tidak menutup ruang untuk berdiskusi.

Profil Willy Aditya

Willy Aditya yang politikus kelahiran Solok (Sumatera Barat) pada 12 April 1978. Dia putra dari pasangan Syamsuddin Lubis dan Asna Hassan. Dalam berbagai kesempatan, Willy terlihat sangat dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Di partai itu, Willy menduduki jabatan Ketua DPP.

Pendidikan dasar sampai menengah dihabiskan Willy di Sumatera. Usai lulus dari SMA INS Kayutanam (Padang Pariaman) pada 1997, dirinya menjadi mahasiswa di prodi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur undangan.

Sekira 3 tahun kemudian, dia berpindah jurusan S1 Filsafat pada kampus yang sama. Ada pun pendidikan S2 diselesaikan dengan menempuh gelar ganda Defence and Security Studies, hasil kerja sama ITB dan Cranfield University United Kingdom pada 2008.

Suami dari Yemmy Livenda ini sangat aktif berorganisasi. Sewaktu menjadi mahasiswa UGM, dia adalah pendiri Kelompok Studi Selendang Biru dan menjadi pemimpin redaksi Pers Mahasiswa (Persma) Lumut Kehutanan.

Willy juga bergabung sebagai anggota Jama'ah Shalahuddin UGM, Sekretaris Jenderal Dewan Mahasiswa UGM, dan Sekretaris Jenderal Dewan Mahasiswa Nasional.

Kiprah awalnya dalam dunia politik salah satunya ditandai dengan pendirian ormas Nasional Demokrat pada 1 Februari 2010.

Willy kala itu menjadi salah seorang deklarator bersama 44 tokoh lainnya seperti Surya Paloh, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ahmad Syafii Maarif, Anies Baswedan, Jeffrie Geovanie, dan sebagainya.

Loyalitas Willy makin diuji setelah dirinya didapuk menduduki jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (ormas) Nasional Demokrat. Sampai akhirnya, Partai NasDem pun dibentuk pada 26 Juli 2011. Willy dipercaya menjadi ketua umum Liga Mahasiswa NasDem.

Di Partai NasDem, Willy pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen Bidang Organisasi dan Keanggotaan. Selanjutnya, dia diberikan mandat sebagai Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik. Kini, dirinya adalah Ketua DPP Partai NasDem.

Willy mencoba peruntungan dengan ikut kontestasi pada pemilihan anggota legislatif di Pemilu 2014. Dengan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR dari Partai NasDem untuk daerah pemilihan Jawa Barat VII, upaya itu gagal.

Pantang menyerah, Willy ikut kembali sebagai caleg DPR dari Partai NasDem untuk daerah pemilihan Jawa Timur XI pada Pemilu 2019.

Kali ini dirinya sukses sebagai anggota DPR untuk periode 2019-2024, dengan perolehan 190.814 suara. Sebagai wakil rakyat, Willy menjadi bagian dari Fraksi Partai Nasional Demokrat.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Politik
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto