tirto.id - Eiger Adventure Land (EAL) disegel pemerintah pada Kamis (6/3/2025) karena melanggar aturan lingkungan fungsi lahan. Kini pengelolanya diminta untuk membongkar fasilitas wisata tersebut. Lantas, Eiger Adventure Land punya siapa?
Eiger Adventure Land dikelola oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) yang dibangun dan diketuai oleh Ronny Lukito.
Dikutip dari situs resmi Kemenparekraf (17/8/2021), EAL dirancang dengan konsep ekowisata berstandar internasional sehingga memprioritaskan kelestarian dan keseimbangan alam.
Destinasi wisata yang di bangun di atas lahan seluas 325 hektar ini juga disebutkan akan memiliki jembatan gantung (suspension bridge) terpanjang di dunia yakni mencapai 535 meter.
Jembatan gantung tersebut digadang-gadang akan mengalahkan jembatan gantung kelas dunia seperti Arouca Portugal sepanjang 516 meter dan Carles Kuonen Pegunungan Alpen Swiss sepanjang 490 meter.
Proyek jembatan gantung terpanjang tersebut sangat diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Sementara itu, Ronny Lukito mengatakan EAL sudah menjadi cita-citanya sejak tahun 2012. Pihaknya juga mengaku telah mendapatkan izin dan memenuhi persyaratan ketat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Dari 300 hektar ini, peraturan kehutanan hanya bisa dikelola 10 persen, namun karena niat kami bukan ingin membangun, kami hanya pakai 1,57 persen. Itu pun semua bangunannya berbentuk panggung, enggak ada yang nempel,” ungkap Ronny.
Lantas, kenapa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sampai menangis saat menghadapi perkara ini?
Dedi Mulyadi menjadi sorotan setelah menangis saat mengunjungi kawasan Puncak Bogor pada Kamis (6/3/2025).
Ia mengaku tak kuasa menahan emosinya saat melihat langsung kondisi alam yang rusak akibat pembangunan wisata di kawasan tersebut. Padahal, EAL nyaris diresmikan oleh Dedi Mulyadi sendiri.
"Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung), itu paling melanggar, lihat itu terbelah sampai longsor," ucapnya sambil menunjuk ke arah Eiger Adventure Land di Megamendung, Bogor.
Berkat keputusan penyegelan ini, bukan hanya tangis dedi saja yang menjadi sorotan. Namun, profil Ronny Lukito selaku pemilik EAL pun menjadi perbincangan hangat publik.
Profil Ronny Lukitto
Ronny Lukito, lahir di Bandung pada 15 Januari 1962, adalah sosok di balik kesuksesan merek Eiger, yang dikenal luas sebagai produsen perlengkapan petualangan berkualitas tinggi.
Ronny adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ia merupakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga sederhana yang mengelola toko tas kecil.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM), Ronny bercita-cita melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Namun, keterbatasan ekonomi memaksanya mengurungkan niat tersebut. Untuk membantu perekonomian keluarga, Ronny bekerja sebagai penjual susu keliling dan montir bengkel motor.
Pengalaman membantu orang tuanya di toko tas menjadi modal berharga bagi Ronny. Pada tahun 1979, dengan modal dua mesin jahit dan bahan baku seadanya, ia mulai memproduksi tas sendiri dengan merek Butterfly, yang kemudian berganti nama menjadi Exxon.
Namun, karena masalah hak cipta dengan perusahaan minyak Amerika Serikat, Exxon Oil, ia mengubah nama mereknya menjadi Exsport
Pada tahun 1989, Ronny meluncurkan Eiger, terinspirasi dari nama Gunung Eiger di Swiss. Merek ini fokus pada perlengkapan petualangan outdoor, seperti pendakian dan panjat tebing.
Dengan kerja keras dan inovasi, Eiger berkembang pesat dan mulai merambah pasar internasional pada tahun 1999, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Cina, Vietnam, dan Korea Selatan.
Di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industri, Ronny terus berinovasi dengan meluncurkan berbagai merek lain, seperti Bodypack dan Nordwand, yang membidik segmen pasar berbeda.
Hingga kini, Eiger telah memiliki lebih dari 200 toko yang tersebar di seluruh Indonesia dan mempekerjakan ribuan karyawan.
Dedikasi Ronny terhadap kualitas dan inovasi telah mengantarkan Eiger meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti UPAKARTI dari pemerintah Indonesia dan Arch of Europe Gold Star Award for Quality.
Sukses berbisnis sebagai produser pakaian dan perlengkapan rekreasi alam, Ronny mulai mengepakkan sayapnya ke industri pariwisata.
Menurut keterangan Ronny yang dimuat di situs resmi Kemenparekraf (17/8/2021), ia mulai mendapatkan ide untuk membangun ekowisata taman nasional yang bernuansa lingkungan saat berkunjung ke California pada 2012 silam.
Dari situlah awal mula dibangunnya Eiger Adventure Land di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yang kini disegel pemerintah.
Penulis: Febriyani Suryaningrum
Editor: Balqis Fallahnda