tirto.id - Nama Panda Nababan sering dibicarakan karena kerap tampil di berbagai podcast dan TV Nasional, mayoritas tema yang dia bicarakan adalah seputar politik. Pernyataan Panda menyita perhatian karena sering membeberkan hubungan antara para pemimpin dan tokoh nasional beserta konflik-konfliknya.
Dia pun mengaku informasi yang dia sampaikan sudah dikonfirmasi langsung dan ke tokoh yang bersangkutan. Dalam beberapa kesempatan, Panda pernah menyinggung “retaknya” hubungan antara Surya Paloh dengan Presiden Jokowi usai Ketua Umum Partai Nasdem itu melabuhkan pilihannya kepada Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Tentunya, dengan perspektif kedekatannya terhadap dua tokoh itu.
Kemudian, Panda juga pernah menyinggung konflik antara mantan Wakil Presiden Jusuf Kala dengan eks Menko Maritim Rizal Ramli, sampai pasang surut hubungan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Prabowo Subianto.
Maka daripada itu, tidak heran kalau pernyataan Panda sering menyita perhatian. Lantas siapa Panda Nababan?
Profil Panda Nababan
Panda Nababan adalah politikus senior Indonesia kelahiran Siborong-borong Tapanuli 13 Februari 1994. Panda sudah aktif di berbagai organisasi sejak masih mahasiswa. Dia pernah menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan menjadi ketua Departemen Organisasi di Gerakan Mahasiswa Bung Karno di Jakarta.
Kariernya dimulai ketika menjadi wartawan di Warta Harian tahun 1969. Kurang lebih satu tahun di sana, Panda pun diangkat menjadi redaktur di Sinar Harapan. Setelah tujuh tahun menjadi redaktur, Panda pun ditarik menjadi Wakil Pemimpin Umum di Prioritas, hingga menjadi Kepala Litbang di Media Indonesia.
Ketika menjadi wartawan, Panda pernah meraih penghargaan jurnalistik Hadiah Adinegoro. Selama menjadi wartawan, ia juga terdaftar sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dari tahun 1970 hingga 1975.
Panda menikah dengan Riama Purba dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Putri Nababan, Putra Nababan dan Anggi Nababan. Pada 2018 lalu, istrinya meninggal dunia akibat penyakit leukimia yang dia derita selama dua tahun.
Salah satu anak Panda, yakni Putra Nababan, juga berprofesi sebagai jurnalis dan pembaca berita di televisi nasional. Pada tahun 2010, Putra Nababan pernah meraih penghargaan Panasonic Award sebagai Pembaca Berita Terfavorit.
Pada tahun 1993, Panda memilih terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI. Setelah PDI dihantam konflik internal dan perpecahan, Panda memilih kubu Megawati di PDI Perjuangan.
Di PDIP, Panda pernah menjadi anggota DPR RI untuk Komisi III yang bergerak di bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Kendati demikian, pada tahun 2011, Panda menjadi terpidana kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memvonisnya dengan hukuman 17 bulan penjara dan denda sebanyak 150 juta rupiah.
Politisi dari PDIP lain yang ikut terjerat adalah Budiningsih, Engelina Pattiasina, dan M. Iqbal. Dalam kasus tersebut, Panda harus menerima beban mental yang tak ringan karena merasa kasus tersebut membunuh karakternya.
Editor: Iswara N Raditya