tirto.id - Hokky Situngkir menjadi Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) setelah dilantik pada Jumat, 19 Juli 2024.
Hokky Situngkir nantinya diberi tugas utama terkait kepemimpinan dan tata kelola organisasi. Lalu pelaksanaan program prioritas. Sebagai Dirjen Aptika yang baru, ia diharapkan mampu menyelesaikan masalah pemberantasan judi online dan pemulihan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
Tugas lain yang siap menanti ialah PR tentang aturan pelaksana Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP), Peraturan Menkominfo (Permenkominfo) tentang Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Publik, pengembangan ekosistem ekonomi digital, dan peningkatan literasi digital.
Pelantikan Hokky Situngkir dilakukan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2024.
"Kepada Pak Hokky, selamat mengemban tugas untuk mewujudkan visi besar Bapak Presiden Joko Widodo, menuju Indonesia Emas 2045, melalui transformasi digital yang bermakna, memberdayakan, dan berkelanjutan," tutur Budi Arie, seperti diwartakan Antaranews.
Hokky Situngkir menggantikan posisi Semuel Pangerapan yang mundur pada 1 Juli 2024 sebagai tanggung jawab moral atas kasus serangan siber Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) oleh kelompok hacker Brain Cipher.
Rekam Jejak Hokky Situngkir & Daftar Pengalaman
Profil Hokky Situngkir, Dirjen Aptika Kominfo yang baru, ia dilahirkan pada 7 Februari 1978 di Siantar. Selama ini ia dikenal sebagai ilmuwan Fisika Batik melalui salah satu buku yang ditulis dengan judul "Fisika Batik: Jejak Sains Modern dalam Seni Tradisi Indonesia,".
Buku itu menjelaskan bahwa fisika ilmu dapat dipakai guna menunjukkan keindahan batik. Fisika juga bisa menciptakan desain batik lewat penggabungan pola-pola batik tradisional yang memanfaatkan aplikasi komputer.
Hokky Situngkir termasuk pendiri dan peneliti di Bandung Fe Institute. Ia kini menjabat sebagai Dewan Ilmu Pengetahuan Departemen Sosiologi Komputasi Bandung Fe Institute.
Menurut situs web Bandung Fe Institute, dikatakan Hokky mempunyai ketertarikan pada lingkungan artifisial dan simulasi sosial. Ia melakukan pendekatan komputasi dalam teori sosial dan sosiologi serta menerapkan model komputasi dalam sistem dinamis dan evolusioner, hingga mencakup bidang sosiologi, ekonomi, dan keuangan.
Selain Kepala Departemen Sosiologi Komputasi, dirinya gemar menulis artikel dan soft-paper di berbagai media di Indonesia.
Hokky Situngkir selama ini turut aktif menggeluti sejumlah bidang, seperti Teori Sosiologi, Studi Budaya, Masyarakat Buatan, Psikologi Sosio-Dinamika, Ilmu Perilaku, Pemrograman Berbasis Agen, Filsafat Ilmu Pengetahuan, dan Keuangan Komputasi.
Sementara mengutip akun LinkedIn atas nama Hokky Situngkir, ia menuliskan dirinya pernah menjadi peneliti di Surya Institute selama delapan tahun (2005-2013).
Kemudian Penasihat Teknologi Informasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018-2019 dan Penasihat Senior Teknologi Informasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) selama periode 2019-2020.
Belum lagi penasihat Yayasan Sobat Budaya dan pendiri Indonesia Archipelago Cultural Initiatives. Untuk urusan penghargaan, Hokky Situngkir menyabet Ganesha Innovation Championship Award (GICA) 2014 dan Penghargaan Nasional Kekayaan Intelektual 2013.
Berikut ini profil singkat Hokky Situngkir:
Nama: Hokky Situngkir
Lahir: Siantar, 7 Februari 1978
Pengalaman:
- Pendiri dan Peneliti di Bandung Fe Institute (2003-sekarang)
- Direktur Center for Complexity Surya University (2013-sekarang)
- Penasihat Yayasan Sobat Budaya (2014-sekarang)
- Komisaris BFI Technologies (2016-2021)
- Penasihat Senior Teknologi Informasi Badan Siber dan Sandi Negara (2019-2020)
- Penasihat Teknologi Informasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (2018-2019)
- Chairman Indonesia Archipelago Cultural Initiatives (2007-2016)
- Peneliti Surya Institute (2005-2013)