tirto.id - Mantan petinggi Densus 88 Irjen Pol. Eddy Hartono, diangkat menjadi kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melantik Eddy Hartono sebagai kepala BNPT hari ini, Rabu (11/9/2024).
Melansir dari Antara, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa Eddy akan dilantik bersama dua pejabat baru di Istana Negara, Jakarta.
Pejabat yang akan dilantik bersama Eddy yakni Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Gus Ipul dilantik untuk mengisi jabatan Menteri Sosial.
Gus Ipul menggantikan posisi Tri Rismaharini yang sebelumnya mengundurkan diri dari Menteri Sosial. Risma meninggalkan jabatan tersebut untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024.
Selain itu, Jokowi akan melantik Aida Suwandi Budiman sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Saat ini, Aida bertugas menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia dengan masa jabatan sampai 2027.
Profil Eddy Hartono dan Karier Polisi
Irjen Pol. Eddy Hartono lahir pada Mei 1967, dan kini telah berusia 57 tahun. Berpangkat tinggi di Polri, Eddy dikenal atas keahliannya dalam bidang reserse. Adapun Nomor Registrasi Polisinya adalah NRP 67050527 dengan spesialisasi di satuan Reserse.
Eddy merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990. Sejalan dengan latar pendidikannya, Eddy pun merintis karier menjadi polisi.
Pada tahun 2008, Eddy Hartono memulai kariernya sebagai Penyidik Madya di Unit IT dan Cyber Crime pada Direktorat II Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri. Satu tahun kemudian, pada 2009, ia diangkat menjadi Kapolres Hulu Sungai Selatan.
Karier Eddy terus menanjak ketika ia bergabung dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Ia sempat menjabat sebagai Kabid Investigasi Densus 88 dan dipercaya menjadi Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 2014.
Setahun kemudian, Eddy dipromosikan menjadi Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror hingga 2017. Setelah itu, ia kembali menjabat sebagai Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror pada periode 2017-2018.
Pada tahun 2018, Eddy Hartono memegang posisi sebagai Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT. Ia kemudian diangkat menjadi Direktur Penegakan Hukum BNPT di tahun yang sama.
Selanjutnya, pada 2021, Eddy diangkat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Penindakan BNPT. Sejak 25 Agustus 2021 sampai saat ini, Eddy menjabat sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
Ketika dimutasi untuk bertugas di Lemdiklat, Eddy mengatakan bahwa dirinya memiliki darah anti teror.
"Pernah bertugas di Densus 88 dan juga BNPT. Darah saya adalah darah anti teror. Untuk itu meski tidak lagi di BNPT, kami akan terus berkomitmen mendukung BNPT dalam penanggulangan terorisme," katanya, seperti dikutip dari situs web BNPT, pada 7 Oktober 2021.
Harta Kekayaan Eddy Hartono
Sebagai salah satu penyelenggara negara, Eddy Hartono melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Melansir situs e-LHKPN KPK, harta kekayaan Eddy Hartono ketika menjabat sebagai Direktur Penegakan Hukum BNPT.
Laporan tersebut ia buat di akhir masa jabatannya pada November 2021, di mana tercatat harta kekayaan Eddy berjumlah Rp3.196.460.020.
Harta kekayaannya mencakup tanah dan bangunan, alat transportasi, harta bergerak, dan harta lainnya. Berikut ini rincian harta kekayaan Eddy Hartono:
- Tanah dan Bangunan Seluas 165 m2/200 m2 di Kab/Kota Kota Serang: Rp950.000.000
- Motor, Vespa Piaggio Vespa Sprint 150 Tahun 2016: Rp19.000.000
- Harta bergerak: Rp90.000.000
- Kas dan setara kas: Rp1.882.460.020
- Harta lainnya: Rp225.000.000
Editor: Yonada Nancy