Menuju konten utama

Produksi Perkebunan Lebak Banten Capai 31.610 Ton

Produksi komoditas perkebunan rakyat di Kabupaten Lebak, Banten, pada 2015 mencapai 31.610 ton dari lahan seluas 55.326 hektare di 28 kecamatan.

Produksi Perkebunan Lebak Banten Capai 31.610 Ton
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

tirto.id - Produksi komoditas perkebunan rakyat di Kabupaten Lebak, Banten, pada 2015 mencapai 31.610 ton dari lahan seluas 55.326 hektare di 28 kecamatan. Produksi perkebunan rakyat terbesar yakni komoditas kelapa sebanyak 6.126 ton, karet 3.229 ton, kelapa sawit 2.898 ton, cengkeh 1.371 ton, kakao 733 ton, aren 723 ton, dan kopi robusta 260 ton.

"Kami pastikan produksi komoditas perkebunan itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak, Kosim Ansori di Lebak, Selasa, (15/3/2016).

Kosim, menambahkan saat ini penyerapan lapangan pekerjaan mencapai 98.113 orang dengan penghasilan rata-rata Rp50 ribu/hari. Itu berarti, produksi perkebunan rakyat juga menyumbang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. "Kami berharap pengembangan perkebunan rakyat itu dapat mengatasi kemiskinan," kata Kosim.

Menurut Kosim, pemerintah daerah terus mendorong agar produksi perkebunan rakyat meningkat karena permintaan pasar cukup tinggi dan selama ini beberapa komoditas perkebunan rakyat menjadi unggulan daerah, seperti kakao, kelapa sawit, karet, dan cengkih.

Meskipun begitu, Kosim mengatakan dari sekian banyak produk perkebunan hanya beberapa jenis komoditas saja yang bisa diekspor ke negara-negara ASEAN, Eropa dan Amerika Serikat. Komoditas yang sudah bisa diekspor ialah karet dan coklat.

"Kami menerima laporan produk komoditas perkebunan rakyat itu setiap bulan diekspor melalui jasa perusahaan dari Jakarta dan Sumatera," kata Kosim.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat bisa meningkatkan kualitas perkembangan komoditas ekspor, seperti karet, kelapa dalam, kelapa hibrida, kelapa sawit, kakao, vanili, kapol, kakao, jarak, jambu mete, aren, dan kopi.

Untuk itu, pihaknya terus mengoptimalkan pembinaan kepada petani melalui bantuan benih unggul untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.

Sementara itu petani karet di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak mengaku, saat ini produktivitas karet di daerah itu meningkat karena tiga tahun lalu dilakukan peremajaan.

Cecep, seorang petani karet asal Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengatakan, "Kami saat ini bisa menjual getah karet berbentuk 'lump' mencapai 20 sampai 30 ton per hektare, namun kini harganya anjlok.”

Baca juga artikel terkait BANTEN atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh