tirto.id - Pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah berhasil menumbangkan “Dinasti Ratu Atut” yang selama ini berkuasa di Banten. Dalam Pilkada Banten 2024, “Dinasti Atut” direpresentasikan oleh Airin Rachmi Diany (adik ipar Ratu Atut) yang berpasangan dengan Ade Sumardi. Pasangan Airin-Ade diusung oleh Partai Golkar dan PDIP dengan dukungan dari PBB, PKN, Partai Buruh, Partai Ummat, dan Partai Gelora.
Hasil hitung cepat Charta Politika, Andra-Dimyati yang didukung oleh Koalisi Banten Maju (terdiri dari Partai Gerindra, PKS, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat, serta partai nonparlemen seperti PSI, Partai Prima, dan Partai Garuda) memperoleh suara sebanyak 58,39 persen. Sedangkan Airin-Ade hanya memperoleh 41,61 persen.
Perlu diingat bahwa hasil hitungan cepat Charta Politika tersebut belum mengumpulkan data masuk secara keseluruhan (93,67 persen). Hasil itu pun akan berubah seiring dengan pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) paling lambat pada 16 Desember 2024.
Kekalahan Airin-Ade di Pilkada Banten lantas bikin sebagian pihak terkejut. Mereka juga menganggapnyasebagai anomali. Pasalnya,elektabilitas Airin-Ade berdasarkan survei sebelum pemungutan suaraterbilang lebih unggul dari Andra Soni-Dimyati.
Namun, di hari pemungutan suara Pilkada 2024, hasil survei itu justru jauh panggang dari api.
Dalam survei bertajuk Katadata Telco Survey, misalnya, pasangan Airin-Ade Sumardi memimpin dengan tingkat elektabilitas 49,3 persen, sedangkan Andra-Dimyati hanya 11,3 persen. Di luar itu, sebanyak, 39,4 persen responden lainnya menyatakan belum menentukan pilihan.
Dalam simulasi top of mind, Airin pun dipilih oleh 32,1 persen responden, sedangkan Andra Soni dipilih 7,3 persen responden. Mantan Wali Kota Tangerang Selatan itu memiliki tingkat popularitas 71,1 persen, sementara Andra hanya dikenali 35,2 persen responden.
Survei bertajuk “Elektabilitas Pilkada Enam Provinsi & Kepuasan Terhadap Pemerintah” tersebut dilakukan pada 4-9 September 2024 dengan menyasar kepada 800 responden pada tiap provinsi.
Gambaran lainnya dipotret oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dalam survei LSI, elektabilitas Airin mencapai 77,3 persen dalam simulasi head to head. Sedangkan, Andra Soni mendapatkan 10 persen. Masih ada 12,7 persen responden yang belum menentukan pilihan.
Jika simulasi dilakukan per pasangan, Airin-Ade mendapat 73,7 persen suara responden, sedangkan Andra-Dimyati mendapat 14,1 persen.
Survei ini dilakukan pada 27 Juli hingga 4 Agustus 2024 dengan menggunakan metodologi survei tatap muka. Populasinya adalah warga Banten berusia 17 tahun ke atas dengan sampel sebanyak 800 orang. Survei itu dilakukan menggunakan pola random sampling dengan margin of error -/+3,5 persen, serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Ada Anomali?
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menyatakan bahwa pihaknya menemukan sejumlah anomali yang terjadi pada Pilkada Banten 2024. Anomali itu sangat kental dirasakan oleh pasangan yang diusung partainya, yakni Airin Rachmy Diany-Ade Sumardi.
Basarah bahkan menyinggung apa yang pernah diungkap oleh Podcast Bocor Alus Politik pada 9 November 2024 lalu terkait adanya intervensi kekuasaan negara melalui entitas yang disebut sebagai “partai cokelat” (parcok).
Dia mengaku kaget lantaran mendapati intervensi itu menimpa Airin yang notabene merupakan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Provinsi Banten pada Pilpres 2024 kemarin. Tak hanya itu, menurutnya, hal ini merupakan anomali pertama yang ditemukan.
"[Ini] anomali yang pertama, di luar nalar kami. Seorang Airin, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, sukses memenangkan Prabowo-Gibran di Banten, pada saat dia menjadi calon gubernur, harus mengalami intervensi kekuasaan untuk menggagalkan kemenangan," kata Basarah dalam jumpa pers di kantor DPP PDIP, Jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).
Ketua Fraksi PDIP di MPR RI itu juga menyinggung soal hasil survei yang dirilis sebagian besar lembaga riset sebelum hari pencoblosan. Secara solid, hasil survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas Airin-Ade unggul jauh atas kompetitornya.
"Realistis enggak, sebuah hasil survei yang hampir satu minggu melaporkan perbandingan yang sangat signifikan antara proses survei suara Airin dengan kandidat yang lainnya, di atas 70 persen, kemudian hanya dalam waktu beberapa hari saja bisa berubah secara signifikan. [Ini] anomali yang kedua," ujarnya.
Atas arahan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Basarah menyampaikan bahwa pihaknya akan segera bersikap atas anomali-anomali yang ditemukan ini. Menurut dia, sekecil apa pun intervensi kekuasaan, baik itu melalui parcok, ASN, dan lain sebagainya, tidak boleh lagi terjadi.
"Oleh karena itu, kami akan tetap melakukan legal action, perlawanan secara terukur. Saya sudah berkoordinasi dengan Bung Ronny Talapessy untuk membuktikan anomali-anomali yang terjadi di Pilkada Provinsi Banten itu. Kami akan teruskan ke Mahkamah Konstitusi," tutur Basarah.
Pengaruh Mesin Partai
Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Iman, menilai bahwa kekalahan Airin-Ade tentu saja terjadi karena kinerja mesin partai dari Koalisi Banten Maju. Pasalnya, mesin partai memiliki peran yang sangat signifikan dalam menggerakkan pemilih dan melakukan penetrasi ke akar rumput.
Koalisi Banten Maju yang notabene derivasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, menurut Arif, berhasil menggerakkan mesin partainya secara masif untuk mendekati pemilih, baik melalui kampanye terstruktur maupun jaringan relawan yang solid.
"Tentu multifaktor dalam mengerek elektabilitas. Salah satunya kekuatan mesin politik dalam melakukan penetrasi ke pemilih. Jika melihat hasil Pilkada Banten, maka hampir pasti salah satunya karena mesin politik partai pengusung KIM Plus masif bergerak memenangkan calon," kata Arif kepada Tirto, Jumat (29/11/2024).
Sementara itu, peneliti politik dari The Indonesian Institute (TII), Felia Primaresti, mengatakan bahwa mesin politik di belakang kedua kubu memang terlihat berbeda dalam hal strategi, dukungan, dan sumber daya yang dikerahkan.
Kubu Andra-Dimyati, misalnya, mendapatkan keuntungan dari endorsement tokoh-tokoh politik yang saat ini memegang kekuasaan, seperti Prabowo Subianto. Bahkan, dukungan politik dari Joko Widodo juga menambah bobot kubu ini.
"Dukungan dari aktor-aktor kunci tersebut bukan hanya meningkatkan legitimasi, tetapi juga memperkuat akses terhadap jaringan politik, sumber daya, jangkauan ke pemilih, dan birokrasi yang lebih luas," kata Felia kepada Tirto, Jumat (29/11/2024).
Selain itu, dugaan adanya praktik politik uang yang dilaporkan ke Bawaslu merupakan indikasi kuat bahwa kubu Andra-Dimyatijuga memobilisasi sumber daya dalam jumlah besar untuk mengamankan kemenangan.
Dalam hal ini, Bawaslu tentu diharapkan bersikap tegas dengan melakukan investigasi dan menerapkan aturan yang berlaku.
Di sisi lain, tim Airin-Ade, menurut Felia, justru menghadapi tantangan berbeda. Selain harus bersaing dengan lawan yang punya sumber daya besar, mereka juga agaknya masih menanggung beban residu Pilpres sebelumnya. Sentimen anti-PDIP yang masih kuat di kalangan tertentu memang menjadi hambatan tambahan.
Meskipun memiliki basis massa yang besar, menurut Felia, PDIP sering kali menghadapi resistensi di wilayah-wilayah yang lebih konservatif atau memiliki afiliasi politik yang berbeda. Hal ini dapat memengaruhi efektivitas mesin politik Airin dalam meraih dukungan luas. Pemilih Banten dalam hal ini juga tampak masih terpengaruh polarisasi kental dari Pemilu 2024 lalu.
Dengan demikian, perbedaan dalam kekuatan mesin politik dan konteks sentimen politik lokal, serta endorsement dari tokoh berpengaruh menjadi beberapa faktor penentu dalam dinamika persaingan Pilkada Banten.
Tim Airin perlu mengembangkan strategi yang tidak hanya mengandalkan kekuatan partai, tetapi juga menciptakan narasi yang mampu meredam sentimen negatif dan memperluas daya tariknya di kalangan pemilih yang lebih heterogen.
"Misalnya, terkait visi, misi, dan program yang membedakannya dari kompetitor lainnya," kata dia.
Sementara itu, Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengklaim bahwa keunggulan Andra-Dimyati dari Airin-Ade adalah hasil kerja keras parpol pendukung dan juga para relawan. Di Banten, kerja keras parpol pendukung cukup memberi pengaruh, di samping faktor dukungan tokoh.
“Saya pikir apa yang terjadi di banyak daerah, termasuk juga di Banten, adalah hasil kerja keras dari para calon yang diusung dalam pilkada dan juga partai pendukung,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi