Menuju konten utama

Produksi Beras & Padi Selama 2020 Naik Tipis Dibandingkan 2019

Produksi beras selama 2020 mencapai 31,33 juta ton atau naik 0,02 juta ton dibandingkan 2019.

Produksi Beras & Padi Selama 2020 Naik Tipis Dibandingkan 2019
Sejumlah petani memilah gabah hasil panen di kawasan persawahan Desa Durian Kelurahan Veteran Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatra Selatan, Jumat (19/2/2021). ANTARA FOTO/Feny Selly/foc.

tirto.id - Produksi beras RI pada 2020 mengalami kenaikan tipis 0,07 persen. Angkanya mencapai 31,33 juta ton atau naik 0,02 juta ton dari produksi beras tahun 2019 31,31 juta ton.

Sementara itu produksi padi pada 2020 berada di angka 54,65 juta ton atau naik tipis 0,08 persen dari 2019 yang mencapai 54,6 juta ton.

“Produksi beras 2020 hampir sama dengan 2019. Naik 0,07 persen. Ini capaian menggembirakan dan turut menyebabkan harga beras 2020 stabil,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).

BPS juga memaparkan luas panen padi selama 2020 tercatat 10,66 juta hektare (Ha) atau turun tipis 0,19 persen dari 2019 yang berjumlah 10,68 juta Ha. Perhitungan ini didasarkan atas hasil perhitungan luas lahan baku sawah 2019 yang ditetapkan 7.463.948 Ha yang menjadi keputusan Menteri ATR/BPN 17 Desember 2019 tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019.

Pada produksi beras dan padi di tahun 2021, Suhariyanto menyatakan perhitungan lembaganya menghasilkan angka sementara yang menunjukan kenaikan. Menurut perhitungan BPS, produksi beras Januari-April 2021 diprediksi mencapai 14,54 juta ton naik 26,84% dari 11,46 juta ton di Januari-April 2020. Produksi padi juga diprediksi naik menjadi 25,37 juta ton GKG dari Januari-April 2020 19,99 juta ton GKG.

Meski diprediksi akan naik, BPS menyatakan faktornya masih sangat bergantung pada kondisi lapangan terutama cuaca. Bila cuaca memburuk bukan tak mungkin potensi produksi ini bisa terganggu sehingga realisasinya bisa berbeda dari potensi yang telah dihitung BPS.

“Kita perlu berusaha agar ini terealisasi. Yang perlu diwaspadai curah hujan tinggi sehingga bisa saja jadi ancaman gagal panen dan adanya banjir. Kita lihat terjadi banjir di sentra produksi Jawa Tengah, Jawa Timur. Kita perlu berupaya agar angka potensi realisasi produksi terjaga dan harga gabah stabil,” ucap Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait PRODUKSI BERAS atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto