tirto.id - “Masuk, Pak Eko!”
Teriakan anak-anak tersebut terdengar di akhir video yang menampilkan laki-laki berpakaian seragam polisi melempar pisau ke papan kayu. Ia lantas tersenyum lebar sambil mengacungkan kedua jempol tangannya. Di video lain, pria tersebut juga melempar berbagai macam jenis benda tajam seperti sendok makan, cangkul, obeng, gunting, dan sendok. Setiap ia berhasil melempar dan mengenai sasaran, anak-anak akan kembali bersorak, ”Masuk, Pak Eko!”
Gara-gara keahliannya melempar benda tajam ke sasaran, video yang merekam laki-laki bernama Eko Hari Cahyono tersebut viral di media sosial. Seperti yang dilaporkan Liputan 6, Eko merupakan anggota kepolisian yang berdinas di Pusdik Sabhara Lemdiklat Polri di Porong, Jawa Timur. Ia memang dikenal memiliki keterampilan melempar pisau sangkur.
Eko mengatakan bahwa keahlian melempar benda tajam yang ia miliki tidak diperoleh dengan instan. Ia mulai berlatih melempar sejak tahun 1998 saat dirinya menjalani pendidikan perintis.
Setali tiga uang dengan Pak Eko, David Adamovich atau The Great Throwdini juga dikenal masyarakat luas karena keahliannya melempar pisau. Seperti ditulis Bigthink, kepiawaian Adamovich kala melempar membuat dirinya diberi gelar sebagai pelempar pisau terakurat dan tercepat di dunia. Ia memegang rekor Guinness World Records untuk kategori “Melempar Pisau di Sekitar Sasaran Manusia di Bawah 1 Menit. Saat itu, Adamovich berhasil melempar pisau sebanyak 102 buah dalam waktu kurang dari 60 detik.
Tak hanya asal melempar, ada kerja mekanika yang menjelaskan mengapa lemparan pisau Pak Eko dan Adamovich bisa tepat mengenai sasaran. Salah satu kerja mekanika tersebut, menurut Amante P. Marinas dalam The Art of Throwing: The Definitive Guide to Thrown Weapons Techniques (2010), terjadi saat seseorang melempar pisau. Ia mengatakan ada lima tahapan mekanika yang dilakukan pelempar hingga pisau yang dilempar mengenai sasaran.
Pertama adalah cara berdiri. Marinas menjelaskan bahwa pelempar yang tak kidal mesti berdiri dengan kaki kiri berada di depan. Jarak antara jari kaki belakang dan tumit kaki depan mesti satu setengah kali panjang telapak kaki pelempar. Jika posisi badan telah benar maka selanjutnya pelempar mesti mengayun lengan ke belakang punggung sambil menaruh badan di kaki belakang dan menarik napas. Hal yang dilakukan berikutnya adalah melepas pisau sembari menghela napas serta memindahkan berat badan ke kaki depan.
Saat pisau dilempar dan berada di udara, ada gerakan mekanika lain yang terjadi dan bisa diatur agar lemparan benda bisa mengenai sasaran. Kepada Bigthink, Adamovich pun menjelaskan prinsip fisika yang bekerja saat seseorang melempar pisau dengan teknik setengah berputar (half spin) dan satu lingkaran penuh (full spin). Ia mengatakan bahwa prinsip tersebut sama-sama terjadi ketika seseorang melempar menggunakan mata pisau atau gagang pisau.
“Ketika pelempar memegang mata pisau dan melempar dengan teknik half spin dari balik punggung maka pisau yang lepas dari tangan akan berputar seperempat lingkaran yang mana hal ini tak dihitung lalu berputar setengah lingkaran lagi lantas mengenai target. Jika pelempar memegang gagang pisau dan melempar dengan teknik full spin dari balik punggung maka pisau yang lepas dari tangan akan berputar seperempat lingkaran yang mana hal ini tak dihitung lalu berputar satu lingkaran penuh kemudian mengenai sasaran,” katanya kepada Bigthink.
Hal serupa juga disampaikan oleh pakar pertahanan diri Mike Janich. Kepada Discovery UK, ia menjelaskan bahwa pisau yang dilempar akan membuat gerakan berputar ke arah target yang disasar. Janich mengatakan bahwa putaran itu bisa tercipta ketika pelempar memegang bagian paling ringan dari benda saat melempar. Bagian tersebut, lanjutnya, akan membuat pisau berputar sesuai dengan dinamika keseimbangan hingga mengenai sasaran.
Dinamika keseimbangan yang dimaksud Janich tersebut dipahami sebagai center of gravity, seperti ditulis situsweb Knife Throwing. Ketika pisau dilepaskan, ia akan terbang mengikuti lintasan lingkaran yang dibentuk oleh gerakan sendi bahu sang pelempar. Knife Throwing menjelaskan bahwa pisau tersebut lantas akan berputar di sekitar center of gravity atau titik pusat massa saat ada di udara.
Titik pusat massa adalah lokasi rerata massa sebuah benda dan menjadi titik seimbang serta putar benda tersebut. Dalam hal ini, menurut Marinas, jika seseorang memegang pisau jauh dari pusat massa maka akan membuat pisau terlempar dengan putaran lebih cepat. Sebaliknya, semakin dekat jarak jari pelempar dengan pusat massa, putaran pisau semakin lambat saat dilempar.
Masih menurut situs Knife Throwing, titik keseimbangan pisau bisa ditemukan dengan cara menaruhnya di atas jari tengah. Pisau yang dibuat dengan pusat massa yang jelas akan menghasilkan lintasan lingkaran saat dilempar.
Sebaliknya, pelempar yang menggunakan pisau dengan pusat massa yang tak seimbang dengan gagang yang berat akan menghasilkan putaran yang berbeda dan susah ditebak saat ada di udara. Agar lemparan pisau mengenai sasaran, seseorang bisa melempar pisau yang tak seimbang itu dengan memegang bagian paling ringan.
Editor: Maulida Sri Handayani