Menuju konten utama

Presiden Venezuela Enggan Balas Serangan Donald Trump

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro menyatakan tak ingin terburu-buru menilai Donald Trump

Presiden Venezuela Enggan Balas Serangan Donald Trump
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyapa pendukungnya di Caracas (14/4/2016). Reuters / marco bello.

tirto.id - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengaku enggan membalas kritik pedas Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump yang pernah menuding dia telah menindas rakyatnya sendiri. Ia malah menyatakan tak ingin gegabah dalam menilai Trump.

"Mari kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi. Jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan. Saya ingin hati-hati," kata dia dalam jumpa pers sebagaimana dikutip Antara dari Reuters pada Selasa (17/1/2017).

Maduro berpendapat Trump telah menjadi korban kampanye kebencian global. Dia mengatakan, "Media internasional telah berspekulasi mengenai Donald Trump."

"Kita terkejut oleh kampanye kebencian yang brutal terhadap Donald Trump di seluruh dunia, di dunia Barat," ujar dia.

Meskipun demikian, dia menganggap Presiden AS, yang akan dilantik pada (20/1/2017), itu tidak lebih buruk dari pedahulunya, Barack Obama.

"Dia tidak akan lebih buruk dari Obama, itu yang bisa saya katakan. Obama telah membiarkan dunia diamuk terorisme. Di Amerika Latin, dia akan dikenang karena tiga kudeta," ujar Maduro.

Pemerintahan berhaluan sosialis di Venezuela sebenarnya pernah menyambut baik terpilihnya Barack Obama 10 tahun lalu. Akan tetapi, Venezuela berbalik menuding Obama telah menerapkan kebijakan luar negeri yang imperialistis. Venezuela menuduh AS mendalangi pergantian rezim pemerintahan di Brazil, Honduras, dan Paraguay.

Pada Oktober 2016 lalu, Maduro juga pernah melontarkan penilaiannya terhadap Trump seusai debat terakhir calon Presiden AS. Dia menyatakan Trump tak lebih baik dari seterunya di pemilu AS, Hillary Clinton. Keduanya, menurut Maduro, bisa membawa dampak buruk ke Amerika Latin.

"Saya belum pernah melihat debat lebih buruk, lebih tidak bermoral dalam sejarah politik Amerika Serikat, yang saya ikuti selama 30 tahun," kata Maduro.

Baca juga artikel terkait DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom