Menuju konten utama

Presiden Moon Tarik Buku Sejarah Korsel Berideologi Usang

Pemerintahan Presiden baru Moon Jae-in akan menarik buku sejarah Korea Selatan dari pendahulunya yang dianggap berideologi usang.

Presiden Moon Tarik Buku Sejarah Korsel Berideologi Usang
Presiden terpilih Korea Selatan Moon Jae-in berbicara kepada pendukung di Lapangan Gwanghwamun di Seoul, Korea Selatan, Selasa (9/5). ANTARA FOTO/Seo Myeong-gon/Yonhap via REUTERS

tirto.id - Buku teks sejarah keluaran pemerintahan pendahulunya akan ditarik peredarannya oleh Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-in. Ia menyatakan, buku itu mewakili pandangan yang "sudah usang dan sepihak" tentang masa lalu, demikian menurut pemaparan kantor kepresidenan.

Pemerintahan Korsel saat dipimpin Park Geun-Hye memperkenalkan buku teks sejarah negara untuk sekolah menengah dan atas, dengan alasan buku yang sudah ada mencerminkan ideologi mengarah ke kiri dan pro-Korea Utara.

Pemerintahan konservatif Park mulai mempublikasikan buku teks baru itu tahun ini meski mendapat tentangan dari para kritikus liberal, yang menganggapnya sebagai upaya untuk memuliakan kediktatoran Park Chung-Hee, mendiang ayah Park Geun Hye.

"Sebagai upaya untuk menormalisasi pendidikan sejarah, Presiden memerintahkan peniadaan buku teks susunan pemerintah," kata juru bicara kepresidenan Yoon Young-Chan, menambahkan bahwa buka itu "melambangkan pendidikan sejarah yang ketinggalan jaman dan sepihak dan ditujukan untuk memecah belah rakyat."

Moon yakin "pendidikan sejarah tidak lagi digunakan untuk tujuan politik," kata Yoon sebagaimana diwartakan Antara.

Selain itu, pemerintah sebelumnya awalnya berencana membuat buku teks susunan negara itu sebagai satu-satunya pilihan yang ada bagi pendidik. Akan tetapi, kebijaksanaan kemudian berubah sehingga sekolah dapat memilih antara buku tersebut dan buku teks yang disetujui dari penerbit komersial.

Setelah kemenangannya dalam Pilpres Korsel, Moon Jae-in akan mengakhiri pemerintahan konservatif selama hampir satu dekade dan membawa pendekatan rekonsiliasi kepada Korea Utara.

Kemenangan Moon diyakini akan mengakhiri pergolakan politik selama beberapa bulan yang mengarah kepada pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye oleh parlemen terkait skandal korupsi.

Dalam sambutan di panggung yang telah disediakan di alun-alun utama di Seoul, Moon yang dikelilingi para pemimpin Partai Demokratik, berjanji akan mengantarkan era baru bagi sebuah negara yang "babak belur" dilanda skandal.

"Saya akan membuat sebuah negara yang adil dan bersatu," kata dia di hadapan kerumunan orang pada tengah malam untuk melihat mantan pengacara hak asasi manusia itu yang masuk ke dunia politik lima tahun lalu. "Saya akan menjadi presiden yang juga melayani semua rakyat yang tidak mendukung saya."

Baca juga artikel terkait PRESIDEN KOREA SELATAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari