tirto.id - Presiden Perancis Emmanuel Macron berjanji untuk membangun kembali Gereja Katedral Notre Dame.
Pernyataan Macron ini menyusul tragedi kebakaran yang berlangsung selama 4 jam dan telah melahap habis kayu katedral serta merobohkan menara setinggi 93 meter pada Senin (15/4/2019) waktu setempat.
“Notre-Dame de paris adalah sejarah kita, literatur kita,” kata Macron, pada Selasa (16/4/2019) seperti dikutip Al Jazeera.
Sejumlah warga berdiri tak jauh dari Katedral, melantunkan pujian sementara api terus berkobar membakar salah satu menara dan atap gereja. Kobaran api itu terjadi sekitar pukul 18.30 waktu setempat.
Dikutip dari AP News, sebanyak 400 pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api pada bangunan abad ke-12 itu.
Macron mengumumkan kampanye penggalangan dana internasional untuk mengumpulkan uang perbaikan.
Sementara itu, Francois-Henri Pinault, pemimpin dan CEO barang mewah internasional Kering, yang memiliki brand Gucci, Yves Saint Laurent, Balenciaga, dan Alexander McQueen menjanjikan dana sebesar 100 juta euro atau Rp1,5 triliun untuk upaya perbaikan Notre Dame.
Banyak pihak yang merasa kehilangan dengan kejadian ini. Kerumunan yang berada di sekitar Notre Dame mengheningkan cipta dengan menyanyikan himne-himne rohani dan memanjatkan doa untuk Notre Dame.
Beberapa pemimpin termasuk Tahta Suci di Vatikan, Amerika dan inggris juga mengungkapkan rasa sedih atas kejadian ini.
Katedral abad ke-12 ini merupakan rumah bagi sejumlah karya seni, salah satu tempat wisata paling terkenal dan paling banyak dikunjungi sepanjang tahun.
Dalam laporan BBC, kunjungan wisata ke Notre Dame mencapai 13 juta pengunjung setiap tahun, lebih banyak dibanding Menara Eiffel.
Penyebab pasti dari kebakaran itu belum diketahui. Namun media Perancis melaporkan, brigade pemadam kebakaran Paris menyampaikan kebakaran itu diduga terkait dengan proyek renovasi gereja Notre Dame.
Pemerintah menganggarkan 6 juta euro (6,8 juta dolar AS) untuk merenovasi gereja dengan bahan 250 ton timah yang berada di gedung itu.
Editor: Yulaika Ramadhani