Menuju konten utama

Prediksi Tren Smartphone 2019, Layar Lipat Hingga Layar "Bolong"

Pengguna disuguhkan sederet inovasi canggih dari produsen smartphone pada sepanjang 2018. Bagaimana tren ponsel tahun ini?

Prediksi Tren Smartphone 2019, Layar Lipat Hingga Layar
Justin Denison, SVP Pengembangan Produk Seluler, berbicara tentang Infinity Flex Display dari smartphone lipat selama pidato utama Konferensi Pengembang Samsung Rabu, 7 November 2018, di San Francisco. Sekarang semua orang yang mampu membeli smartphone memiliki satu, orang-orang menunda membeli yang baru dan mengeluarkan lebih dari $ 800 hingga $ 1,500 untuk sesuatu yang tidak berbeda secara radikal dari apa yang sudah mereka gunakan. Jeda dalam inovasi ponsel pintar telah berkontribusi terhadap penurunan penjualan ponsel pintar sepanjang tahun yang menantang industri untuk menghasilkan terobosan yang akan meyakinkan konsumen bahwa mengganti model lama mereka adalah sesuatu yang berharga. Salah satu katalis potensial adalah telepon dengan layar fleksibel yang dapat dilipat menjadi setengah tanpa putus sehingga perangkat dapat menjadi alat yang lebih serbaguna untuk bekerja dan bersenang-senang. (AP Photo / Eric Risberg)

tirto.id - Para produsen smartphone berlomba-lomba menghadirkan inovasi terkini ke perangkat andalannya pada sepanjang 2018. Mulai layar lipat hingga layar "bolong", inovasi ini diprediksi masih akan menjadi tren pada tahun 2019.

Selain itu, 2018 diwarnai dengan pergeseran tren kamera, yang semula saling adu resolusi kini berubah menjadi adu kuantitas. Pergeseran juga dijumpai pada sensor sidik jari, yang semula di belakang bodi perangkat, kini tersemat di dalam layar.

Berikut ini beberapa tren smartphone 2019 yang diprediksi bakal diusung oleh para produsen ponsel.

Smartphone 5G

Qualcomm resmi memperkenalkan chip Snapdragron 855 dalam gelaran Snapdragon Technology Summit 2018 di Hawaii pada awal Desember 2018. Tak hanya ditujukan untuk smartphone flagship, chip ini akan menyasar gelombang pertama era ponsel 5G yang diharapkan mulai bergulir pada tahun ini.

Cristiano Amon selaku Presiden Qualcomm Incorporated pada 5 Desember 2018 mengatakan, realisasi 5G pada awal 2019 akan dimulai dengan peluncuran perangkat seluler yang mendukung, termasuk operator sebagai penyedia jaringan, di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Cina.

Amon memposisikan Snapdragron 855 sebagai pintu gerbang masuknya 5G sekaligus pendorong penyebaran jaringan tersebut.

"Hari ini menandai langkah besar bagaimana Qualcomm Technologies sebagai pemimpin ekosistem mendorong komersialisasi 5G," katanya.

Layar Lipat

Smartphone layar lipat diprediksi menjadi tren setelah pada tahun lalu beberapa produsen Android sudah mulai ancang-ancang, salah satunya Samsung.

Dalam acara Samsung Developer Conference di San Francisco, Amerika Serikat, pada awal November 2018, Samsung memperkenalkan ponsel pintar pertama dengan layar yang dapat dilipat (foldable), kendati baru resmi dirilis pada bulan Maret mendatang.

Tren layar lipat ini semakin kuat lantaran Android mendukung kehadiran antarmuka (UI) perangkat tersebut. Dalam gambar yang diunggah di Twitter @AndroidDev pada 11 Desember 2018, tampak UI ponsel lipat serupa dengan UI smartphone Android pada umumnya.

Dengan demikian, diisyaratkan bahwa tidak ada perubahan drastis untuk antarmuka Android yang diusung oleh perangkat yang layarnya dapat dilipat.

Dalam pada itu, perangkat layar lipat juga diproduksi oleh vendor lain, yakni ZTE Axon M dan Royole FlexPai. LG disebut pula bakal meluncurkan gawai dengan konsep yang sama pada gelaran CES 2019 bulan ini.

Layar "Bolong"

2018 bisa disebut sebagai tahunnya smartphone layar "poni" lantaran tak sedikit pabrikan ponsel mengadopsi gaya notch iPhone X dari Apple. Bahkan, "poni" yang diusung terus berevolusi dan makin ke sini kian "mengecil".

Desain notch konvensional iPhone X mulai ditinggalkan seturut inovasi OPPO dengan waterdrop screen-nya. Gaya ini juga diadopsi pabrikan lain sebut saja Xiaomi dengan seri Mi Play. Realme juga melakukan itu dengan desain drewdrop screen.

Adapun layar "bolong" merujuk pada gaya notch mungil di perangkat Samsung Galaxy A8s atau Honor V20. Untuk Samsung, hadirnya layar "bolong" sebagai letak kamera selfie itu berkat teknologi panel Infinity-O.

Desain panel ini diprediksi menjadi tren lantaran akan membuat layar smartphone tampak luas atau bezeless, dengan jarak tepi atas dan bawah, samping kiri dan kanan, sangat tipis dari bingkai.

Infiny-O merupakan desain notch terbaru Samsung yang diperkenalkan pada Samsung Developer Conference 2018 pada awal November 2018. Selain itu, Samsung juga mengumumkan desain layar inovatif lainnya, yakni Infinity-U dan Infinity-V.

Kamera Geser

OPPO melalui perangkat Find X, bisa dikatakan sebagai pioner tren kamera smartphone dengan mekanisme geser. Usai kehadiran ponsel dengan desain inovatif tersebut, bermunculan perangkat yang mengusung teknologi serupa.

Tampaknya, gebrakan OPPO dengan Find X cukup berhasil. Pasalnya, satu demi satu produsen smartphone Cina mulai mengadopsi desain serupa, kendati dengan mekanisme berbeda, sebut saja Honor Magic 2, Xiaomi Mi Mix 3, maupun Lenovo Z5 Pro.

Mekanisme geser atau slider seolah ingin mengakhiri era layar "poni" yang dipopulerkan Apple melalui iPhone X. Tren kamera geser diprediksi akan berlanjut lantaran teknologi ini berupaya "mengakali" lokasi kamera depan demi tampilan layar lebih luas dan tentu saja bingkai lebih tipis.

Kuantitas Kamera

Seperti dikemukakan di awal, terjadi pergeseran tren sektor kamera pada tahun 2018. Semula, pabrikan smartphone beradu resolusi lalu bergeser jadi adu kuantitas.

Hal itu terlihat saat Samsung merilis Galaxy A7 yang membawa tiga kamera belakang dan Galaxy A9 dengan empat kamera belakang pada bulan September 2018.

Terkini, Huawei Mate 20 Series diboyong ke Indonesia pada pertengahan Desember 2018 dengan tiga kamera belakang. Sebelumnya, Nova 2i dan 3i juga hadir dengan empat kamera namun memiliki konfigurasi masing-masing dua di depan dan di belakang.

Konfigurasi tersebut juga dijumpai pada perangkat yang dirilis pada tahun lalu, seperti Asus Zenfone 5Q, Honor 9 Lite, termasuk Xiaomi Redmi Note 6 Pro.

Tren ini diprediksi masih berlanjut lantaran tuntutan kebutuhan fotografi konsumen yang makin kompleks seturut fungsi dari masing-masing kamera tersebut.

Pada Galaxy A9 misalnya, empat kamera di perangkat ini masing-masing memiliki fungsi tersendiri, yakni sebagai lensa utama (24MP), telephoto (10MP), ultra wide angle (8MP), dan sensor kedalaman (5MP).

Pengisian Cepat

Smartphone dengan fitur pengisian cepat sebenarnya telah hadir sebelum 2018. Namun, tahun lalu teknologi ini semakin bergeliat seturut dengan kebutuhan konsumen.

OPPO misalnya, tampil garang dengan teknologi VOOC Flash Charge di perangkat Find X atau F9. Fitur ini menawarkan waktu bicara selama dua jam hanya dengan lima menit waktu isi ulang.

Fitur pengisian cepat secara tak langsung bisa dikatakan "membunuh" hadirnya smartphone dengan baterai jumbo. Kendati kapasitas baterai tak besar, namun dengan waktu pengisian gegas, pengguna tak dirisaukan lagi apabila kehabisan daya.

Tren pengisian cepat ini diprediksi masih berlanjut lantaran di ponsel keluaran terbaru, produsen ponsel masih menyematkan fitur tersebut. Diharakan mereka mengembangkan teknologinya yang tak hanya sekadar gegas namun juga aman.

Sidik Jari dalam Layar

Tahun lalu, teknologi in-Display Fingerprint Scanner Vivo unjuk gigi melalui ponsel purwarupa APEX, yang kemudian diaplikasikan ke smartphone premium seri X20 Plus UD, Vivo X21 UD, Vivo NEX, dan Vivo V11 Pro.

Dengan teknologi ini, sensor sidik jari yang biasanya tersemat di belakang bodi perangkat kini berpindah ke dalam layar.

Teknologi in-display fingerprint scanner yang dipelopori Vivo diprediksi menjadi tren teknologi jamak di sejumlah smartphone kelas mid-range pada tahun 2019.

Hal ini berkaca dari adopsi teknologi serupa oleh produsen smartphone lain atas fitur tersebut. Sebut saja di Xiaomi Mi 8 Explore Edition, OPPO R17, maupun OnePlus 6T.

Baca juga artikel terkait SMARTPHONE atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis