tirto.id - Besok Selasa, 3 November 2020 adalah hari penentu bagi warga Amerika Serikat untuk memilih calon presiden yang akan memimpin negara adidaya itu selama empat tahun ke depan. Siapa pemenangnya: Donald Trump sebagai petahana, atau Joe Biden sebagai penantang?
Donald Trump adalah jagoan dari Partai Republik. Sebelum menjadi presiden AS ke-45, ia adalah pengusaha real estate dan mantan bintang acara TV. Dalam Pilpres kali ini, Trump tetap menggandeng Mike Pence sebagai wakilnya.
Sementara Joe Biden calon yang diusung dari Partai Demokrat. Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Biden adalah wakil presiden dua periode yang mendampingi Barack Obama. Kali ini, ia menggandeng wanita kulit berwarna Kamala Harris sebagai wakilnya.
Pada 3 November nanti, para pemilih di Amerika akan memutuskan apakah Donal Trump akan tetap berada di Gedung Putih, atau harus tersingkir dari Joe Biden. Untuk menerka-nerka siapa yang bakal menjadi pemenangnya, BBC telah menampilkan polling jajak pendapat untuk mencari tahu siapa yang bakal memenangkan pemilu.
Joe Biden Unggul
Dalam jajak pendapat nasional, Joe Biden lebih unggul daripada Donald Trump. Per Senin (2/11/2020) pukul 16.00 WIB, Biden memperoleh 52 persen, sementara Trump 43 persen. Sebagai catatan, polling BBC ini merupakan jajak pendapat nasional individu dari 14 hari terakhir.
Dalam sebagian besar jajak pendapat nasional sejak awal tahun, Biden bahkan telah unggul dari Trump. Dia telah mendapat suara lebih dari 50 persen dalam beberapa bulan terakhir dan memimpin 10 poin dalam beberapa kesempatan. Akan tetapi, hal tersebut belum tentu berlaku pada hari pemilu nanti.
Berdasarkan pengalaman tahun 2016 lalu misalnya, capres Hillary Clinton juga unggul dalam pemungutan suara dan memenangkan hampir tiga jua suara dari Donald Trump. Tetapi, dia tidak keluar sebagai pemenang karena pemilu AS menggunakan sistem electoral college. Sehingga, kandidat yang memenangkan suara terbanyak belum tentu akan keluar sebagai pemenang. Sistem pemilu ini memang berbeda dengan di Indonesia.
Dalam sistem electoral college yang digunakan Amerika Serikat untuk pemilihan presiden, setiap negara bagian diberikan sejumlah suara berdasarkan jumlah anggota yang dikirim ke Kongres, Gedung dan Senat. Total ada 538 suara pemilihan perguruan tinggi yang akan diperebutkan oleh para kandidat. Dan seorang kandidat harus mencapai 270 suara agar bisa menang dalam pemilihan.
Dalam debat presiden yang pertama pada 29 September 2020, sebuah jajak pendapat CBS News yang diambil langsung setelah itu menunjukkan bahwa debat itu adalah malam yang baik untuk Biden.
Dari mereka yang menonton, 48 persen di antaranya mengatakan, Joe Biden adalah pemenangnya, sementara 41 persen memilih Trump. Selain itu, hampir 70 persen orang mengatakan, debat Pilpres itu telah membuat mereka merasa kesal.
Sementara dalam debat kedua pada 22 Oktober 2020, Presiden Trump tampil dengan jauh lebih terkendali dan ia berfokus pada argumentasi kebijakan dua kandidat. Meskipun penampilan itu sedikit membantu Trump, namun jajak pendapat masih menunjukkan bahwa pemirsa masih menganggap kinerja Joe Biden jauh lebih mengesankan daripada Trump.
Jajak pendapat CNN juga menemukan bahwa 53 persen penonton mengira politikus Partai Demokrat itu telah melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam debat, sementara 39 persen memilih Trump. Jajak pendapat dari YouGov juga sama, 54 persen orang mengatakan Biden menang dalam debat dan 35 persen orang memberikan pilihan untuk Trump.
Sementara dilansir dari Financial Times, di daerah kemenangan tipis Trump pada tahun 2016 seperti di Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin sekalipun, jajak pendapat masih menunjukkan Biden unggul lebih dari lima poin.
Namun, beberapa persaingan ketat terjadi di negara bagian yang dimenangkan Trump pada 2016 lalu, seperti North Carolina dan Georgia masing-masing memilih Partai Republik dalam beberapa Pilpres terakhir.
Persaingan ketat juga terjadi di Ohio dan Iowa, kedua negara bagian ini pernah memenangkan Barack Obama pada tahun 2012, tetapi, pada Pilpres 2016 lalu, Trump menang di dua negara itu dengan mengalahkan Hillary Clinton.
Editor: Agung DH