Menuju konten utama

Prediksi HICON Soal Kelompok yang Mungkin Golput di Pemilu 2019

Lembaga HICON Law & Policy Strategic memperkirakan banyak aktivis HAM dan pendukung Ahok memilih golput di Pemilu 2019. 

Prediksi HICON Soal Kelompok yang Mungkin Golput di Pemilu 2019
Kepala Departemen Hukum HICON Law & Policy Strategic, Allan F. G. Wardhana saat memberikan pemaparan penelitian saat diskusi Memprediksi Golput dari Visi Misi Capres dan Cawapres pada Pemilu 2019 di Yogyakarta, Selasa (18/12/2018). tirto.id/Irwan A. Syambudi.

tirto.id - HICON Law & Policy Strategic memprediksi jumlah golongan putih (golput) atau mereka yang tidak menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2019 akan sedikit meningkat dibanding pemilu sebelumnya.

Mereka yang memilih tidak menggunakan haknya diperkirakan banyak datang dari kalangan golput idealis dan administratif atau yang tidak memilih karena masalah administrasi.

"[Angka golput] ada kecenderungan meningkat [...] Dari pemilu sebelumnya, kira-kira tidak jauh berbeda. Kemungkinan masih 29-30 persen," kata Kepala Departemen Politik HICON Law & Policy Strategic Puguh Windrawan di Yogyakarta, Selasa (18/12/2018)

Puguh menjelaskan kelompok golput dari golongan idealis kemungkinan besar datang dari kalangan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pegiat isu gender, dan para pemilih yang merasa jenuh dengan strategi kampanye masing-masing Capres-Cawapres.

Dia menilai banyak aktivis kemungkinan besar akan golput karena menilai Pemerintahan Jokowi tidak mampu menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM, terutama pelanggaran HAM berat masa lalu.

Di sisi lain, kata Puguh, Capres Prabowo Subianto juga masih dianggap sebagai pelanggar HAM. Oleh karena itu, ia memperkirakan para aktivis HAM akan cenderung tidak menggunakan hak pilihnya.

Untuk pendukung Ahok, kata dia, kemungkinan kecewa dengan pilihan Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin sebagai Cawapres. Pasalnya Ma'ruf dinilai berperan di pemidaan Ahok di kasus penistaan agama.

Menurut Puguh, pendukung Ahok juga kecil kemungkinan memilih Prabowo karena Ketua Umum Gerindra itu didampingi oleh Sandiaga Uno, yang merupakan penantang Ahok di Pilkada DKI 2017.

Sementara itu dua kelompok golput lain, kata Puguh, belum memperlihatkan keberpihakan kongkret di Pilpres 2019 karena kampanye kedua capres-cawapres belum sesuai dengan aspirasi mereka.

Kepala Departemen Hukum HICON Law & Policy Strategic, Allan F. G. Wardhana menambahkan hingga saat ini belum ada strategi kampanye dari kedua pasangan Capres-Cawapres yang mengarah ke agenda reformasi hukum, penegakan HAM, dan isu gender.

"Pilihan strategi yang tidak mengarah ke isu-isu tersebut akan meningkatkan angka golput," kata Allan.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Addi M Idhom