Menuju konten utama

Pramono Sebut Kebon Melati Butuh Tangki Septik Komunal

Pramono menilai kondisi anak Kali Krukut yang melintasi kawasan permukiman di Kebon Melati juga sama memprihatinkannya.

Pramono Sebut Kebon Melati Butuh Tangki Septik Komunal
Tiga paslon saat deklarasi kampanye Pilkada DKI Jakarta 2024 damai di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2024).. FOTO/Yohanes Hasiholan

tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, mengatakan bahwa warga di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, membutuhkan tangki septik komunal. Hal itu Pramono nyatakan usai blusukan di kawasan Kebon Melati, Rabu (9/10/2024).

Menurut Pramono, kondisi toilet di kawasan Kebon Melati juga sudah tua dan tak lagi layak pakai. Karena itu, perlu perbaikan toilet serta penambahan tangki septik komunal di kawasan tersebut.

"Toilet-toilet tank harus diperbaiki karena rata-rata sudah terlalu lama dan kondisinya menurut saya sangat memprihatinkan," sebutnya di kawasan Kebon Melati, Rabu.

"Tadi, memang sudah saya sampaikan, harus ada septictank komunal. Kalau enggak, enggak bisa," lanjut dia.

Pramono juga menyebutkan bahwa setidaknya ada 50 toilet warga yang perlu diperbaiki. Perbaikan setiap toilet disebutnya memakan anggaran Rp10 juta. Dengan demikian, perlu sekitar Rp500 juta untuk perbaikan toilet di kawasan Kebon Melati.

Selain itu, Pramono menilai kondisi anak Kali Krukut yang melintasi kawasan permukiman di Kebon Melati juga sama memprihatinkannya. Aliran air sungai tersebut tidak jalan lantaran banyak endapan.

Untuk mengatasi hal itu, Pramono menyebutkan bahwa anak Kali Krukut harus dikeruk. Pengerukan dapat dilakukan dengan alat berat berukuran kecil, mengingat kondisi permukiman yang tergolong padat.

"Urusan toilet, urusan mengeruk anak Kali Krukut, ini harus dilakukan dan jadi prioritas," tegas Pramono.

"Hanya memang kalau dilihat, ada beberapa yang mungkin menggunakan alat berat agak besar enggak bisa sehingga alat beratnya betul-betul yang kecil. Untuk itu, harus direncanakan dari awal oleh pemda," lanjut dia.

Untuk diketahui, berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, masih ada 6,78 persen atau 129.067 rumah tangga Jakarta yang tergolong melakukan buang air besar sembarangan (BABS). Mereka tergolong BABS karena kawasan permukimannya tak memiliki SPALD.

Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) di lima kota administrasi Jakarta juga telah mengalokasikam anggaran untuk penyediaan dan rehabilitasi MCK komunal serta SPALD setempat. Rinciannya adalah sebagai berikut.

Suku Dinas SDA Jakarta Timur: Rp 10.000.000.000

Suku Dinas SDA Jakarta Selatan: Rp 10.000.000.000

Suku Dinas SDA Jakarta Utara: Rp 8.044.758.416

Suku Dinas SDA Jakarta Barat: Rp 11.101.324.387

Suku Dinas SDA Jakarta Pusat: Rp 9.999.999.998

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fadrik Aziz Firdausi