tirto.id - Presiden Prabowo Subianto, mengundang sejumlah menteri untuk menggelar makan siang sekaligus rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka. Beberapa menteri yang hadir, yakni Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid; Menkoinfrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo; Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi; serta Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait.
Dudy mengatakan salah satu pembahasan dalam ratas ini, terkait mudik Lebaran 2025.
"Mungkin salah satunya (mengenai mudik), nanti kita lihat," ucap Duddy di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).
Sementara itu, AHY mengatakan pembahasan dalam ratas kali ini terkait dengan program prioritas lima tahun ke depan. Dia tak memungkiri salah satunya adalah mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Tentunya membahas berbagai isu terkait dengan infrastruktur dan kita ingin sampaikan apa yang menjadi prioritas yang harus kita kawal bersama-sama," ucap AHY.
Lebih lanjut, AHY mengemukakan koordinasi kementerian dibawahnya berjalan dengan baik dalam hal program prioritas lima tahun ke depan. Selain kementerian, koordinasi juga dilakukan dengan lembaga-lembaga terkait infrastruktur.
Sebelumnya, Presiden Prabowo, menerima Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025). Pertemuan tersebut membahas berbagai isu strategis di bidang pertanahan dan tata ruang, termasuk perkembangan tata cara pemberian hak guna usaha (HGU) untuk perkebunan kelapa sawit serta penyelesaian sengketa tanah di beberapa daerah.
Nusron menjelaskan bahwa dirinya melaporkan kepada Presiden Prabowo mengenai perkembangan terkini dalam dunia pertanahan, terutama terkait proses pemberian hak atas tanah.
“Laporan biasa dari seorang pembantu presiden kepada bapak presiden mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan dunia pertanahan dan dunia tata ruang, terutama yang berkaitan dengan proses perkembangan tata cara pemberian hak atas tanah, terutama hak guna usaha untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” kata Nusron.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama