Menuju konten utama

PPP Sambut Baik Jika Demokrat Berkoalisi dengan PDIP

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan ihwal Demokrat akan berkoalisi dengan PDIP membutuhkan proses.

PPP Sambut Baik Jika Demokrat Berkoalisi dengan PDIP
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono (kanan) didampingi Ketua Majelis Pertimbangan Partai Muhammad Romahurmuziy (kiri) dan Sekjen Arwani Thomafi (tengah) berfoto bersama kader pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Jumat (16/6/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.

tirto.id - Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menyambut baik kedekatan PDIP dengan Demokrat akhir-akhir ini. Kedua parpol itu tak malu-malu menunjukkan kedekatan di ruang publik.

Sekadar diketahui, PDIP mengusung Ganjar Pranowo maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Adapun, Nasdem mendaulat Anies Baswedan sebagai capres melalui Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Demokrat dan PKS.

Awiek mengatakan komunikasi dalam politik sejatinya hal yang wajar.

"Kalau soal komunikasi, biasa aja. Politik, kan, penuh dengan komunikasi," kata Awiek saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (12/7/2023).

Ia mengatakan ihwal Demokrat akan berkoalisi dengan PDIP membutuhkan proses. Sebab, tidak dengan komunikasi langsung berkoalisi.

"Soal kemudian berujung dengan koalisi itu, kan, butuh proses, tidak seketika komunikasi berujung koalisi," ucap Awiek.

Awiek menyambut baik jika Demokrat berkoalisi dengan PDIP. Menurutnya, semakin banyak yang bergabung, mesin koalisi makin kuat.

"Kalau pun ternyata berujung koalisi bagus-bagus saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semakin banyak yang berkoalisi semakin bagus," pungkas Awiek.

Sementara itu, Waketum DPP PPP Arsul Sani mengatakan kedekatan Demokrat dan PDIP hal yang positif. Sebab, hubungan kedua parpol itu selama ini tidak baik-baik saja.
"Terbangunnya komunikasi yg lebih baik antar kekuatan politik yang selama ini berjarak agak jauh adalah hal yg positif. PPP ikut mengapresiasi," kata Arsul kepada Tirto, Rabu (12/7/2023).
Bagi PPP, kata dia, meski posisi dan pilihan politik di Pilpres 2024 berbeda, tetapi jika ruang komunikasi politik di antara elite politik bisa terbangun dengan baik, akan memberikan contoh pelajaran dan pesan yang baik kepada publik.
"Bahwa berbeda itu tidak identik dengan permusuhan yang ditandai dengan terputusnya komunikasi," pungkas Arsul.

Demokrat sendiri mengaku tak mungkin akan berkoalisi dengan PDIP pada Pilpres 2024 mendatang meski makin mesra tampil di ruang publik.

Kedua parpol itu dinilai menghargai dan menghormati perbedaan politik masing-masing. Namun, perlu diingat tidak ada kawan atau lawan abadi di politik. Kemungkinan akan berubah masih bisa terjadi.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan hubungan mereka dengan PDIP belakangan ini yang semakin mencair tidak terlepas dari komunikasi yang dibangun dari kedua partai politik itu.

"Partai Demokrat dan PDIP juga saling menyadari posisi berdiri masing-masing yang secara politik telah memiliki koalisi masing-masing," kata Kamhar kepada reporter Tirto, Selasa (11/7/2023).

Kamhar menyebut Demokrat dan PDIP sepakat saling menghargai dan menghormati terkait perbedaan sikap dan posisi politik ini. Ia mengatakan hubungan baik ini tak mempengaruhi sikap dan pilihan politik Partai Demokrat yang tetap istikomah memperjuangkan aspirasi perubahan dan perbaikan bersama Anies Baswedan sebagai Capres.

Kamhar mengatakan hubungan baik mereka dengan PDIP merupakan bukan interaksi politik untuk kepentingan jangka pendek terkait pemilu, melainkan politik kebangsaan yang dibangun di atas kesadaran pentingnya kolaborasi dan sinergi dari seluruh elemen bangsa untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan.

Demokrat memandang komunikasi politik dan hubungan yang terjalin baik seperti ini selain memperkokoh bangunan kebangsaan sebagai negara-bangsa, juga menjadi tanda kedewasaan politik yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan derajat dan kualitas demokrasi.

"Kita semua tentunya menginginkan suasana politik yang teduh dan menyejukkan apalagi telah memasuki tahun politik seperti sekarang," ucap Kamhar.

Ia blak-blakan menyatakan Demokrat tak ingin mengulang pengalaman 2019, kontestasi Pilpres berlangsung dalam tensi politik yang tinggi dan panas yang membuat pembelahan sosial dan nyaris merobek tenun kebangsaan.

"Kita semua tak menginginkan pengalaman tak menyenangkan itu kembali berulang," pungkas Kamhar Lakumani.

Baca juga artikel terkait PPP atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Reja Hidayat