tirto.id - Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah per Juli 2020 mencapai Rp5.434,86 triliun. Angka ini naik sebesar Rp170,79 triliun dari Juni 2020 yang menyentuh Rp5.264,07 triliun.
Dengan posisi ini maka rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto atau Debt to GDP ratio menyentuh 33,63 persen. Sampai akhir 2020 nanti, Kemenkeu memperkirakan angkanya akan terus membengkak hingga menjadi 37,6 persen dari PDB. Sementara batas UU keuangan adalah 60 persen PDB.
Secara lebih rinci, 15,43 persen utang pemerintah terdiri dari pinjaman Rp838,6 triliun. Rinciannya, Rp828,07 triliun merupakan pinjaman luar negeri dan Rp10,53 triliun adalah pinjaman dalam negeri.
Mayoritas pinjaman luar negeri berasal dari multilateral seperti lembaga keuangan dunia Rp465,03 triliun. Sekitar Rp318,24 triliun merupakan pinjaman bilateral dari negara-negara dunia dan Rp44,8 triliun merupakan pinjaman dari bank komersial.
Lalu sekitar 84,57 persen utang pemerintah berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rp4.596,26 triliun. Rinciannya, SBN berdenominasi mata uang domestik Rp3.351,13 triliun.
Sekitar Rp2.718,09 triliun SBN domestik merupakan jenis konvensional. Sisanya, Rp633,04 triliun diterbitkan sebagai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk.
Sisa penerbitan SBN pemerintah sebanyak Rp1.245,13 triliun berdenominasi valas. Rinciannya, SBN konvensional Rp985,77 triliun dan Rp259,36 triliun sisanya berbentuk Syariah atau SBSN.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi utang di Juli 2020 mengalami lonjakan seiring keperluan menutup defisit dan membiayai belanja pemerintah di tengah pandemi COVID-19. Realisasi pembiayaan utang per Juli 2020 mencapai Rp519,2 triliun atau 42,5 persen dari target Rp1.220,5 triliun.
“Hingga akhir Juli 2020 pembiayaan utang mencapai Rp519,2 triliun naik 118,1 persen dari tahun lalu. Diperlukan peningkatan utang akibat defisit melonjak,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (25/8/2020).
Sekitar Rp513,4 triliun dari pembiayaan utang dicapai dari realisasi penerbitan SBN netto yang naik 110,1 persen dari tahun 2019. Realisasi Juli 2020 setara 43,7 persen dari target Perpres 72/2020 Rp1.173,7 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri