tirto.id - PT Bank Danamon Indonesia Tbk terus mencatatkan peningkatan kinerja pada segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), KPR (Kredit Pemilikan Rumah), dan pembiayaan kendaraan bermotor. Dengan demikian, portofolio kredit Bank Danamon pada semester I 2018 pun relatif bergeser menuju segmen non-mass market.
“Total portofolio kredit Bank Danamon tumbuh empat persen menjadi Rp133,9 triliun pada semester pertama tahun ini dibandingkan setahun sebelumnya, yakni sebesar Rp128,3 triliun,” tulis dalam keterangan resmi yang diterima Tirto pada Rabu (25/7/2018).
Sementara apabila di luar pembiayaan mikro, total portofolio kredit dan trade finance bertumbuh 8 persen menjadi Rp129,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk kredit pada segmen perbankan UMKM, Bank Danamon menorehkan pertumbuhan sebesar 14 persen (year-on-year) menjadi Rp30,4 triliun. Sementara penyaluran kredit KPR, pertumbuhannya mencapai 40 persen (year-on-year) menjadi Rp6,9 triliun, menyusul pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance yang tumbuh 8 persen atau sebesar Rp48,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara rinci, pembiayaan baru Adira Finance untuk kendaraan roda dua bertumbuh 14 persen, dan untuk kendaraan roda empat tumbuh 26 persen (year-on-year).
“Pertumbuhan ini kontras dengan kondisi pada semester pertama 2017, di mana pembiayaan baru untuk kendaraan roda dua turun lima persen dan untuk roda empat hanya tumbuh tiga persen,” jelas dalam keterangan resmi itu lagi.
Selain menunjukkan pertumbuhan pada penyaluran kredit di segmen non-mass market, Bank Danamon juga menyebutkan ada pertumbuhan pada giro dan tabungan mereka (CASA). Peningkatannya tercatat sebesar 9 persen menjadi Rp50,9 triliun, sedangkan rasio CASA juga dinilai relatif membaik dari yang sebelumnya 44,3 persen menjadi 48,2 persen. Pertumbuhan tersebut disebutkan karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular.
Di sisi lain, deposito Bank Danamon tercatat turun 7 persen menjadi Rp54,5 triliun, di mana Bank Danamon melakukan pelepasan dana mahal. Struktur pendanaan yang lebih baik pun dinilai berkontribusi dalam menghasilkan biaya dana yang lebih rendah serta membangun pondasi yang lebih baik ke depannya.
Bank Danamon lantas menyebutkan bahwa rasio kredit terhadap total pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) berada pada tingkat 94,1 persen, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) konsolidasian pada posisi 21,7 persen, dan CAR bank only sebesar 22,5 persen.
Masih dalam kesempatan yang sama, Bank Danamon turut mengungkapkan fee based income mereka yang tumbuh 8 persen (year-on-year), atau tercatat sebesar Rp609 miliar. Rasio kredit bermasalah pun tercatat turun ke angka 3,3 persen pada semester I 2018, di samping rasio biaya kredit yang stabil pada angka 2,6 persen.
“Laba bersih setelah pajak Bank Danamon semester I 2018 berada pada posisi stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun,” tulis dalam keterangan resmi tersebut.
Mengacu pada ikhtisar keuangan Bank Danamon per 30 Juni 2018, laba bersih setelah pajak Bank Danamon mengalami turun sedikit, dari Rp2,03 triliun menjadi Rp2,01 triliun (year-on-year). Sedangkan untuk laba operasional mereka secara year-on-year juga relatif stabil, yakni dari Rp2,87 triliun menjadi Rp2,86 triliun.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto