tirto.id - Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) Polri bakal berlangsung 7 hari usai Operasi Lilin 2022. Tujuannya untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat usai libur Natal dan Tahun Baru.
"Operasi KRYD mulai 3-9 Januari 2023," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Monas, Kamis, 22 Desember 2022.
Sementara, dalam pelaksanaan Operasi Lilin yang berlangsung 23 Desember hingga 2 Januari, 166.322 personel gabungan dikerahkan dalam rangkaian Natal dan Tahun Baru kali ini.
"(Personel) ditempatkan pada 1.845 pos pengamanan, 695 pos pelayanan, dan 89 pos terpadu guna mengamankan 52.636 objek pengamanan," sambung Sigit.
Pada pengamanan Natal dan Tahun Baru ini terdapat berbagai potensi gangguan yang harus diwaspadai. Misalnya, potensi lonjakan COVID-19, maka petugas akan mengingatkan perihal taat protokol kesehatan dan vaksinasi booster.
Ranah keamanan, potensi gangguan yakni kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, penyeberangan antarpulau, serta kepadatan di terminal, pelabuhan, bandara. Kemudian penerapan rekayasa lalu lintas lawan arus (contra flow) dan jalur satu arah harus fleksibel dilakukan, petugas juga harus memastikan tidak ada penumpukan kendaraan.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Peningkatan curah hujan selama periode tersebut diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer. Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Selain itu meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat menaikkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Kepala BMKG Dwikorita mengingatkan potensi bencana. "Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujar dia.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky