tirto.id - Karo Penmas Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Polri akan mengantisipasi soal ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS, misalnya kerusuhan.
“Ya, semua potensi (ancaman) pasti ada. Potensi itu akan kita kaji secara mendalam dan komprehensif. Apa bagian yang sangat rentan, yang sangat membahayakan. Akan kita awasi secara progresif,” ujar dia di Mabes Polri, Selasa (4/9/2018).
Kepolisian, tambah Dedi, akan mengantisipasi pula kemungkinan adanya dampak dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Maka, pimpinan Polri meminta Polda di tiap wilayah untuk siaga terhadap segala bentuk ancaman.
Namun, Dedi mengaku belum bisa mengungkapkan potensi kerawanan yang dapat terjadi kapanpun. Sebab, Polri masih memetakan segala jenis ancaman yang paling mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Diketahui, dolar yang hampir mendekati Rp15.000 membuat Bank Indonesia melakukan intervensi sebagai langkah menjaga stabilisasi nilai tukar, antara lain memborong Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder senilai Rp3 triliun.
Rupiah berada di Rp14.767 per dolar AS pada Senin (3/9), terdepresiasi 0,38 persen dibanding posisi akhir pekan Jumat (31/8) yaitu Rp14.711 per dolar AS. Bahkan pada Selasa (4/9) dolar sudah menyentuh Rp14.840.
Penguatan itu dipicu faktor perdagangan global dan aksi jual berkelanjutan di negara-negara berkembang. Dengan demikian, kurs dolar terkonsolidasi mencapai tingkat tertinggi dalam sepekan terakhir.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto