Menuju konten utama

BI Optimis Rupiah Dapat Menguat di Bawah Rp16.000 per Dolar AS

Faktor penguat rupiah tersebut adalah potensi penurunan suku bunga Fed Fund Rate.

BI Optimis Rupiah Dapat Menguat di Bawah Rp16.000 per Dolar AS
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/7/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai mata uang rupiah akan bergerak stabil dan bisa terus menguat di level Rp15.700-Rp16.100 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun 2024.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menilai bahwa penguatan mata uang rupiah dapat terjadi karena potensi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed Fund Rate), sebanyak satu kali di kuartal IV 2024, dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen.

"Baru kemudian tahun depan, 2 atau 3 kali, sekitar 50-75 basis poin (bps). Sehingga, dampaknya dan juga utang Pemerintah Amerika yang sangat tinggi. Kenapa? Suku bunga obligasi Amerika itu tinggi sekali," jelas Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI, di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Saat ini, suku bunga obligasi dengan jatuh tempo 10 tahun mencapai 4,3 persen dan suku bunga obligasi jangka pendek 4,8 persen. Perry bilang, tingginya suku bunga obligasi ini membuat aliran modal asing ke berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin kecil.

Selain itu, kondisi ini juga membuat nilai tukar dolar menjadi lebih perkasa terhadap berbagai mata uang di dunia, termasuk rupiah. Karenanya, berbagai negara harus mempersiapkan ketahanan ekonomi nasional untuk menangkis dampak dari kondisi perekonomian global ini.

"Agar ekonomi kita tetap stabil dan tetap tumbuh. Saya bersyukur, ekonomi kita tetap baik, itu 5,11 persen di triwulan I kemarin," lanjut Perry.

Pada saat yang sama, kebijakan moneter juga diarahkan untuk menjaga agar tingkat inflasi nasional tetap terjaga untuk mempertahankan daya beli masyarakat tetap tinggi. Dengan begitu, tekanan terhadap rupiah pun akan semakin kecil.

"Kami terus mengupayakan kebijakan moneter itu kami arahkan untuk menjaga agar inflasi tetap terkendali, rupiah stabil dan tentu saja stabilitas sistem keuangan tetap terjaga," ucap Perry.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN MONETER atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi