Menuju konten utama

BI Sebut Masih Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Penurunan suku bunga akan ditempuh saat tingkat inflasi terjaga stabil dan ekonomi nasional tumbuh dengan baik.

BI Sebut Masih Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyimak pertanyaan wartawan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6 persen untuk mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwaBI masih membuka ruang untuk penurunan suku bunga acuan lagi. Meski begitu, dia belum dapat memastikan kapan kebijakan tersebut akan dijalankan.

Kapan lagi [penurunan suku bunga acuan], ya tunggu bulan depan ada RDG saya umumkan lagi. Jadi, jawabannya jelas ya, bahwa penurunan suku bunga masih terbuka,” kata Perry, dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2024).

Perry memastikan bahwa kebijakan penurunan suku bunga akan ditempuh saat tingkat inflasi terjaga stabil dan ekonomi nasional tumbuh dengan baik. Selain itu, kebijakan ini juga harus melihat posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Di saat yang sama, kondisi geopolitik global juga menjadi pertimbangan paling penting dari kebijakan suku bunga acuan.

Bulan ini kami enggak turunkan suku bunga karena ketegangan Timur Tengah dan nilai tukar mata uang di dunia,” imbuh Perry.

Soal kondisi geopolitik global, Perry menilai bahwa KSSK saat ini masih mewaspadai potensi peningkatan eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. Pasalnya, kondisi geopolitik akan sangat mempengaruhi pergerakan mata uang dolar.

Sementara itu, dalam RDG sebelumnya, Perry mengatakan bahwa fokus BI dalam jangka pendek adalah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global akibat ketegangan geopolitik global. Tak hanya BI, kondisi geopolitik global juga menjadi pertimbangan bank-bank sentral dari berbagai negara dalam memutuskan kebijakan moneternya.

"Ke depan, tren penurunan suku bunga negara maju, khususnya AS, diperkirakan tetap berlanjut, meskipun dinamika ketegangan geopolitik perlu terus dicermati. Perkembangan ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global, termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing dan memperkuat stabilitas nilai tukar, guna menjaga stabilitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN MONETER atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi