tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa pihaknya membuka ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI 7 Day Repo Rate/BI7DRR) pada kuartal IV 2024. Dengan demikian, suku bunga acuan yang kini masih bertahan di level 6,25 persen bisa menjadi lebih rendah.
Penurunan suku bunga acuan tersebut berpotensi lebih besar untuk dilakukan ketika nilai tukar rupiah lebih stabil.
“Fokus kami adalah menjaga stabilitas kurs sehingga sementara ini suku bunga kami pertahankan. Kalau bisa stabil, mungkin di kuartal IV ruang penurunan bisa dilakukan,” kata Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI, di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Perry mengatakan bahwa sebelum Idulfitri 2024, pihaknya sempat mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan. Namun, hal itu urung dilakukan karena rupiah semakin tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Tapi kemudian ada gejolak global, baik karena Fed Fund Rate (suku bunga The Federal Reserve) yang enggak jadi turun dan juga perang di Timur Tengah. Itu menyebabkan kenapa kami fokusnya ke stabilitas nilai tukar rupiah. Itu prioritas kami,” jelas dia.
Sementara itu, sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, BI terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Pada saat yang sama, bersama tim pengendali inflasi, BI terus berupaya mengendalikan inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan Bu Menteri Keuangan untuk bersama-sama menjaga nilai tukar dan SBN (Surat Berharga Negara) tadi. Oleh karena itu, beberapa pandangan kami, kalau dengan penerbitan SBN Rp241 triliun yang tadi, dengan penggunaan SAL, pasar masih bisa menyerap. Dan kami sudah sepakat, agar SBN lebih banyak untuk yang jangka panjang,” ujar Perry.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi