Menuju konten utama

Gubernur BI: Suku Bunga Acuan Berpeluang Turun Kuartal IV 2024

BI juga masih berupaya mengendalikan laju inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.

Gubernur BI: Suku Bunga Acuan Berpeluang Turun Kuartal IV 2024
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kedua kiri) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kedua kanan) beserta dua Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono (kiri) dan Juda Agung (kanan) memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (20/6/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa pihaknya membuka ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI 7 Day Repo Rate/BI7DRR) pada kuartal IV 2024. Dengan demikian, suku bunga acuan yang kini masih bertahan di level 6,25 persen bisa menjadi lebih rendah.

Penurunan suku bunga acuan tersebut berpotensi lebih besar untuk dilakukan ketika nilai tukar rupiah lebih stabil.

“Fokus kami adalah menjaga stabilitas kurs sehingga sementara ini suku bunga kami pertahankan. Kalau bisa stabil, mungkin di kuartal IV ruang penurunan bisa dilakukan,” kata Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI, di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Perry mengatakan bahwa sebelum Idulfitri 2024, pihaknya sempat mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan. Namun, hal itu urung dilakukan karena rupiah semakin tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Tapi kemudian ada gejolak global, baik karena Fed Fund Rate (suku bunga The Federal Reserve) yang enggak jadi turun dan juga perang di Timur Tengah. Itu menyebabkan kenapa kami fokusnya ke stabilitas nilai tukar rupiah. Itu prioritas kami,” jelas dia.

Sementara itu, sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, BI terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Pada saat yang sama, bersama tim pengendali inflasi, BI terus berupaya mengendalikan inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan Bu Menteri Keuangan untuk bersama-sama menjaga nilai tukar dan SBN (Surat Berharga Negara) tadi. Oleh karena itu, beberapa pandangan kami, kalau dengan penerbitan SBN Rp241 triliun yang tadi, dengan penggunaan SAL, pasar masih bisa menyerap. Dan kami sudah sepakat, agar SBN lebih banyak untuk yang jangka panjang,” ujar Perry.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi