tirto.id - Politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade dan Serikat Pekerja Semen Padang melaporkan produsen semen dari Cina, Conch ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Mereka menduga Conch melakukan praktik menjual rugi atau predatory pricing yang bertujuan untuk mematikan lawan usahanya.
“Kami laporkan ini menjaga agar jangan sampai industri semen sebagai industri strategis kita menjadi hancur berantakan gara-gara industri semen Tiongkok. Mereka diindikasi menjual rugi semen produksinya untuk menghancurkan produksi kita,” ucap Andre kepada wartawan saat ditemui di Kantor KPPU pada Kamis (8/8/2019).
Andre mengatakan, harga jual semen asal Tiongkok ini jauh lebih murah dibanding merek lokal. Ia mencontohkan, dalam sebuah pencariannya di internet, 1 karung atau sack semen dijual di kisaran Rp 51 ribu oleh merek-merek Indonesia. Namun, merek dari Tiongkok disebut mampu menjual Rp 42 ribu.
Andre menilai, KPPU perlu menginvestigasi hal tersebut karena diduga banyak kejanggalan terjadi. Misalnya, kata dia, dugaan bahwa perusahaan mengakali penggunaan tenaga kerja dengan upah murah atau sama sekali tidak menggunakan tenaga kerja padat karya.
“Ini perlu diselidiki. Masuk akal enggak kenapa dia bisa jual lebih murah. Bisa saja dia pakai buruh murah atau mesin, jadi enggak butuh buruh,” ucap Andre.
Soal pelaporan ini, Andre mengklaim dirinya mendapat mandat masyarakat Sumatra Barat yang menjadi daerah pemilihannya. Ia menyebutkan sekitar 200 ribu masyarakat pemilih bergantung pada industri semen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Industri ini strategis yang masih dkuasai Indonesia. Saham dan market share-nya masih dikuasai. Tapi ini menuju kehancuran kalau enggak diantisipasi. Kenapa saya teriak jangan ini seperti Krakatau Steel,” ucap Andre.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto