Menuju konten utama
Kasus Penembakan DPR

Polisi: Terduga Pelaku Penembakan DPR Ditawari Switch Otomatis

"Tadi caddie [pendamping] itu yang kasih. Sedang didalami dia dapat dari mana," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Polisi: Terduga Pelaku Penembakan DPR Ditawari Switch Otomatis
Pewarta mengambil foto kaca yang retak akibat terkena tembakan peluru di ruangan anggota DPR Totok Daryanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id -

Dari hasil rekonstruksi penembakan DPR, polisi mengatakan terduga pelaku penembakan di Gedung DPR RI Imam Aziz Wijayanto bersama Rieki Meidi Yuwana saling bergantian menembakkan senjata Glock 17.

Di lokasi tembak reaksi yang pertama, keduanya masih menggunakan Glock yang diatur dengan mode semi otomatis. Dengan begitu, tembakan dibatasi dan peluru tak keluar beruntun.

Setelah itu, keduanya ditawari semacam switch otomatis yang mengubah jenis senjata Glock 17 tersebut. Mereka kemudian berpindah ke lokasi kedua. Dari lokasi kedua ini, gedung DPR memang terlihat tetap tertutup tembok seng yang tingginya sekitar 5 meter.

Tampak dalam rekonstruksi kejadian, Rieki hanya duduk di bangku yang berada di belakang Imam. Sedangkan Imam yang diperagakan oleh polisi menembakkan senjata tersebut sambil memantapkan kuda-kudanya, kaki terbuka selebar bahu dan memegang senjata dengan kedua tangan. Ketika menembak, karena kaget, tangannya agak mengangkat ke atas.

"Switch itu sendiri ditawarkan oleh pendamping alias saksi 1 dalam kasus ini," ujar Hadi Sugiardjo, asisten yang membantu di lapangan tembak Senayan.

"Tadi caddie [pendamping] itu yang kasih. Sedang didalami dia dapat dari mana," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada Tirto, Jumat (19/10/2018).

Hadi, menurut Setyo, sudah diperiksa dan akan dilakukan pendalaman. Hadi sendiri bukan anggota Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) dan hanya menjadi asisten yang membantu sekaligus mengawasi latihan. Padahal, seharusnya senjata otomatis itu diberikan kepada yang sudah ahli.

Kepolisian masih mendalami bagaimana Imam dan Rieki mendapatkan senjata di gudang senjata Perbakin. Setyo yang juga Ketua Perbakin DKI Jakarta mengatakan bahwa belum ada klarifikasi internal.

"Nanti itu semua biar polisi yang menyelidiki. Kami belum akan memanggil. Penyelidikan biar polisi saja," tegas Setyo.

Total ada lima ruangan anggota DPR yang telah tertembus peluru sejak Senin (15/10/2018) lalu, yakni ruangan Anggota DPR Fraksi Gerindra, Wenny Warouw di lantai 16, Anggota DPR Fraksi Golkar, Bambang Heri di lantai 13, Anggota DPR Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20, dan Anggota DPR Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya, di lantai 10 serta anggota DPR Effendy Simbolon.

Peluru "nyasar" di gedung DPR tersebut diduga berasal dari lokasi lapangan tembak Senayan, Jakarta.

Dua orang pegawai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Imam Aziz Wijayanto dan Rieki Meidi Yuwana menjadi tersangka penembakan Gedung DPR RI ini. Namun, masih ada potensi keterlibatan pihak lain terkait kasus peluru yang bersarang di lima ruang anggota DPR RI tersebut. Rekonstruksi penembakan ini untuk menyelidiki keterlibatan pihak lain tersebut.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri