tirto.id -
Tambahan pasukan sebanyak satu kompi tersebut diminta Kapolres Jakpus Kombes Pol Roma Hutajulu saat massa aksi berusaha memaksa untuk keluar dari gedung YLBHI.
"Kita datangkan dari Bundaran HI [dekat kantor PBB]," ujar Roma di depan Gedung YLBHI, Sabtu (1/12/2018).
Satu kompi pasukan tersebut datang tetap pukul 11.40 WIB. Sebelumnya puluhan massa yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI) merangsek ke pagar gedung YLBHI yang dijaga ketat polisi.
Mereka memaksa untuk keluar dari gedung tetapi pintu tetap ditahan tertutup rapat. Dari halaman gedung, massa aksi kemudian mendorong gerbang yang ditahan oleh barisan polisi.
Polisi pun merapatkan barisan dan menahan agar pagar gedung tidak terbuka.
Rencananya, mereka akan menggelar aksi di depan Gedung Kedutaan Besar Belanda di Rasuna Said, Jaka Selatan, kantor PT Freeport Indonesia, serta Kantor PBB di Jalan MH Thamrin.
Saling dorong yang dipisahkan pagar besi pun terjadi disertai teriakan dari kedua kelompok. "Sudah, kami ingin keluar, buka pintunya," teriak salah satu peserta aksi dalam kerumunan, Sabtu (1/12/2018).
Suasana semakin ricuh lantaran para polisi memaksa mereka untuk mundur. Menggunakan megafon, kepala Polsek Metro Menteng AKBP Dedy Supriadi berteriak dan meminta massa aksi untuk mundur dari pagar.
Aksi ini dilakukan bertepatan dengan peringatan 1 Desember 1961 sebagai hari kemerdekaan Papua Barat atas Belanda. Tanggal 1 Desember bagi orang Papua adalah kalender penting dalam perjuangan Papua yang terus diperingati setiap tahun.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri