tirto.id - Polda Sulawesi Selatan telah memeriksa lima orang saksi terkait penyerangan kantor Mapolsek Bontoala dengan bom molotov yang terjadi usai malam pergantian tahun baru atau tepatnya pukul 03.00 WITA, Senin (1/1/2018).
"Sampai saat ini sudah ada lima saksi yang kami mintai keterangannya dan semua keterangan saksi-saksi ini akan kami cocokkan dengan hasil olah tempat kejadian perkara," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Mapolsek Bontoala Makassar, Senin (1/1/2018).
Adapun dua di antaranya yang dimintai keterangan sebagai saksi korban yakni Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin dan Brigpol Yudirsan. Sedangkan tiga lainnya adalah warga sipil, anak dan istri kapolsek.
Dicky menyatakan keterangan dari para saksi ini terkait ciri-ciri pelaku pelemparan bom molotov tersebut sudah dicocokkan dengan hasil olah TKP yang dilakukan oleh Tim Inafis Polda Sulsel.
"Kami tunggu saja hasilnya dan doakan agar pelakunya cepat tertangkap. Yang jelas, keterangan dari saksi-saksi ini sudah memberikan gambaran dan tidak lama lagi akan tertangkap pelakunya," katanya.
Mantan Direktur Sabhara Polda Kepulauan Riau (Kepri) itu mengatakan jika bom yang dilemparkan termasuk dalam kategori daya ledak rendah atau low explosive.
Markas Polsek Bontoala di Jalan Sunu, Makassar dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal beberapa jam setelah pergantian tahun atau tepatnya sekitar pukul 03.00 WITA.
"Teror bom terjadi sekitar pukul 03.00 WITA dan melukai dua orang anggota," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Senin (1/1/2018).
Dua polisi yang terkena serangan bom dengan kategori daya ledak rendah atau low explosive itu yakni Brigpol Yudirsan dan Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin.
Brigpol Yudirsan mengalami luka pada bagian paha kanannya setelah bom molotov itu meledak dan serpihannya mengenai paha. Sedangkan Kompol Rafiuddin mengalami luka pada jari kirinya.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra