tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan pelaku bom bunuh diri di Pos Pantau Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terpapar paham ISIS.
“Ini adalah bom bunuh diri, secara individu pelaku diduga terpapar paham ISIS. Namun belum ada indikasi dia ikut dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Tengah ataupun kelompok lain,” ujar Dedi di Mabes Polri, Selasa (4/6/2019).
Pelaku ialah Rofik Asharudin (22), yang menggunakan bom pinggang dalam aksinya. Ketika bom meledak, bagian perut dan tangan kanan pelaku luka. Kondisi pelaku, lanjut Dedi, mulai stabil dan masih mendapatkan perawatan serta mulai bisa berkomunikasi.
“Jika sudah betul pulih, polisi akan mengembangkan kasus tersebut dari mana ia terpapar (paham ISIS), motif dan lainnya,” kata Dedi.
Rofik merupakan lulusan SMA dan bekerja swasta serta belum menikah.
Rofik berdomisili di Kranggan Kulon, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Selain itu, kondisi pos pantau kini sudah kembali kondusif, namun polisi masih terus berjaga di lokasi.
Dedi menambahkan saat ini aktivitas masyarakat juga dapat berjalan normal.
Polri, lanjut dia, terus mengantisipasi aksi terorisme dalam bentuk jaringan maupun individu yang diduga terpapar paham ISIS.
Belum diketahui Rofik berafiliasi atau tidak dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), motif dan rekam jejak pelaku juga akan didalami oleh kepolisian.
Pelaku meledakkan diri di depan pos pantau, Senin (3/6/2019), sekitar pukul 22.45 WIB. Sebelum beraksi, ia meninggalkan sepeda motor merek Suzuki Shogun bernopol AB 4051 WK.
Lantas ia berjalan ke arah pos sambil menggunakan headset, Rofik duduk di trotoar dekat pos sekitar lima hingga 10 menit. Kemudian lelaki kelahiran 1 Desember 1997 itu meledakkan diri.
Akibatnya, perut dan tangan kanan Rofik luka. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Polisi juga menggeledah rumah orang tua pelaku tempat ia tinggal dan menemukan dua plastik isi belerang, satu plastik isi potasium klorat, campuran belerang dengan potasium arang atau black powder dalam Tupperware.
Lalu empat switch, baterai 9 volt, serbuk putih yang diduga nitrat, satu plastik arang, dua plastik kabel berwarna kuning dan kabel clay, pengisi daya baterai, dua pipa berukuran dua hingga 15 sentimeter, detonator manual warna putih dengan kabel hijau dan putih, solder serta sisa paku.
“Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Forensik, kesimpulan sementara menyatakan jenis bom berdaya ledak rendah (low explosive). Serpihan bom di TKP dan sisa serbuk di tubuh pelaku identik,” jelas Dedi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari