tirto.id - Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Roma Hutajulu mengatakan bahwa, pihaknya telah melarang agar masyarakat tidak membawa senjata tajam dan melakukan tawuran saat sedang mengadakan acara Sahur on the Road (SOTR).
Menurut Roma, pihaknya juga telah mengimbau masyarakat agar melaksanakan sahur di rumah masing-masing. Namun, ia mengakui bahwa polisi masih sedikit kesulitan menangkal SOTR, karena banyaknya masyarakat yang tetap tidak menghiraukan imbauan tersebut.
"Kami imbau kalau sahur di rumah masing-masing saja," katanya. "Kami sudah larang dan imbau, tapi kan rombongan muter-muter terus." kata Roma kepada Tirto, Senin (4/6/2018).
Pendapat senada disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono. Menurut Argo, Polda Metro Jaya telah mengimbau agar tidak ada SOTR yang dilakukan.
Ia menegaskan, jika ada pelanggaran hukum, maka baik remaja ataupun pihak lainnya akan ditindak sesuai aturan.
"Pertama, sudah diberitahu di awal Ramadan, kami sudah imbau tidak benarkan SOTR. Kedua, kami akan menindak SOTR jika ada pidana. Kami juga akan proses misal ditemukan kemarin ada senjata tajam," tegas Argo.
SOTR ini menjadi bermasalah karena adanya aksi pengrusakan fasilitas umum atau vandalisme. Setidaknya, underpass Mampang telah menjadi korban aksi pengrusakan tersebut. Tembok terowongan yang baru digunakan sekitar 1,5 bulan lalu tersebut sudah ditulisi dengan cat pylox.
Selain adanya aski vandalisme, kedua kubu SOTR di kawasan Jalan Merdeka Barat juga terlibat perkelahian. Mereka melakukan tawuran dan mengacungkan senjata tajam kepada petugas. Karena aksi ini, dua remaja ditangkap polisi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo