tirto.id - Polda Metro Jaya menyatakan Editor Metro TV, Yodi Prabowo mengonsumsi amfetamin. Hal itu menjadi salah satu bukti penguat, Yodi meninggal karena bunuh diri.
"Pemeriksaan skrining terhadap narkoba atau pemeriksaan pengaruh terhadap narkoba di dalam jaringan, di dalam urine kami temukan adanya kandungan amfetamin positif," kata Dokter Ahli Forensik Arif Wahyono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Namun Polisi tidak merinci: alasan dan sejak kapan Yodi menggunakan amfetamin. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan, amfetamine membuat seseorang bertindak ceroboh tanpa memikirkan risiko.
"Yang harus diukur adalah bagaimana pengaruh amfetamin itu terhadap keberanian seseorang untuk melakukan satu tindakan yang menurut orang normal enggak mungkin dilakukan," kata Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu.
Polda Metro Jaya menyimpulkan, Yodi meninggal akibat bunuh diri. Hal tersebut berdasarkan hasil penyidikan, olah TKP, keterangan saksi dan keterangan lain maupun bukti petunjuk penyidikan.
"Penyidik sampai saat ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," tuturnya.
Ade menerangkan, hasil olah TKP menyimpulkan, tidak ada perkelahian antara Yodi dengan pihak lain. Penyidik juga tidak menemukan ceceran darah kecuali di badan korban.
Selain itu, tim juga tidak mendapati barang yang hilang, baik motor, tanda pengenal maupun dompet. Saat diperiksa laboratorium forensik, hasil pemeriksaan menyatakan tidak ada sidik jari lain. Di sisi lain, pisau pun juga tidak ditemukan sidik jari lain selain milik Yodi.
==========
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dieqy Hasbi Widhana