Menuju konten utama

Polisi Buru Pelaku Penusukan Pekerja Bangunan di Wamena

Kepolisian akan mengusut tuntas peristiwa rusuh mematikan di Wamena, 23 September lalu, termasuk pelaku penusukan terhadap tukang bangunan.

Polisi Buru Pelaku Penusukan Pekerja Bangunan di Wamena
Aparat TNI dan Polri berjaga di Jalan Irian, Wamena, Papua, pada Selasa (8/10/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.

tirto.id - Kepala Polisi Daerah Papua Irjen Paulus Waterpauw berkata akan "mengusut tuntas" atas peristiwa kejahatan terbaru di Wamena, yakni penikaman terhadap seorang tukang bangunan di daerah Wouma pada Sabtu (12/10) kemarin.

Ia menduga kejadian ini dilakukan oleh "unsur-unsur yang berusaha mengganggu situasi yang sudah kondusif di Wamena,” ujarnya seperti dikutip dari Jubi.

Pekerja bangunan yang ditikam itu bernama Deri Datu Padang, pria 30 tahun asal Toraja, Sulawesi Selatan. Kejadiannya di sekitar Wouma, salah satu daerah yang dianggap "rawan" oleh aparat keamanan Indonesia setelah peristiwa kerusuhan mematikan di Wamena pada 23 September lalu.

Berdasarkan kronologi peristiwa yang diterima redaksi Tirto, penikaman itu terjadi saat enam pekerja bangunan pulang dengan empat sepeda motor dari depan Paroki Wouma menuju Kota wamena.

Di depan jembatan yang melintasi Kali Wouma, Deri Datu Padang yang mengendarai sepeda motor di barisan depan ditikam oleh dua orang tak dikenal.

Sementara rekannya yang dibonceng, bernama Bunga Simon dari Toraja, usia 38 tahun, terluka di lutut dan bibir.

Usai penusukan, pelaku yang berciri-ciri pria dewasa berbaju merah dan seorang remaja itu langsung melarikan diri.

Korban yang ditusuk berusaha bangkit dan melapor ke Pos Brimob di dekat Pasar Wouma. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena. Korban kritis akibat pendarahan hebat hingga akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 16.50, Sabtu kemarin.

Keluarga korban lantas mengarak jenazah dari rumah sakit ke Polres Jayawijaya, lalu dibawa ke tempat persemayaman di gedung Tongkonan, Jayawijaya, Ibu Kota Wamena.

Menyikapi kejadian terbaru di Kampung Wouma, serta kerusuhan mematikan pada akhir September lalu, Kapolda Papua Paulus Waterpauw bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab kembali berkunjung ke Wamena, hari ini (13/10). Mereka melakukan pertemuan dengan Bupati Jayawijaya John Richard Banua dan Wakil Bupati Marthin Yogobidi di Markas Kodim 1702/Jayawijaya.

Ini adalah kedatangan kali ketiga Irjen Waterpauw ke Wamena setelah pusat ekonomi di pegunungan tengah Papua itu dilanda kerusuhan dan usai dia dilantik sebagai Kapolda Papua pada akhir September lalu.

Menurut Waterpauw, kejadian penikaman ini "pasti ada hubungan" dengan kerusuhan mematikan 23 September.

"Tentu untuk membuktikan itu," ujarnya dilansir dari Antara, "pelaku harus kita tangkap. Mengapa aparat ada di Jayawijaya dan di lokasi itu ada kekosongan? Itu koreksi kami."

Wouma termasuk salah satu lokasi terparah dalam kerusuhan Wamena, akhir September lalu. Beberapa warga non-Papua yang jadi korban rusuh itu terjebak saat ruko-ruko di sana dibakar massa kerusuhan.

Kerusuhan Wamena, menurut Bupati Banua, telah menyebabkan kerusakan 787 unit perumahan, kios, ruko, dan kantor pemerintah. Selain itu 122 unit mobil dan 101 sepeda motor. Ia menewaskan sedikitnya 25 orang non-Papua dan 8 orang Papua.

Usai kerusuhan, sekitar 16 ribu warga pendatang memilih mengungsi ke Sentani, Jayapura, dengan menumpang Hercules dan pesawat komersial. Sebagian besar memilih pulang ke kampung asal untuk sementara waktu, di antaranya ke Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Namun, sejak pekan kemarin, sebagian warga pendatang juga kembali ke Wamena.

Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun ruko-ruko dan infrastruktur publik yang rusak dan terbakar itu, bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat.

Kepolisian Indonesia telah menetapkan 14 tersangka pelaku kerusuhan, 12 di antaranya telah ditangkap.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan